Pendidikan Inovatif: Lima Langkah Bersama UNESCO

Pendidikan Inovatif: Lima Langkah Bersama UNESCO
Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral STF Driyarkara Odemus Bei Witono. Foto: Dokumentasi pribadi

Upaya bersama ini melibatkan pengembangan kebijakan kecerdasan buatan guna memperluas akses dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pemerintah tidak hanya fokus pada aspek teknologi yang mendukung inklusivitas pendidikan, tetapi juga aktif mendorong inovasi yang memberikan manfaat merata bagi semua lapisan masyarakat.

Dengan demikian, kolaborasi tidak hanya mengarah pada transformasi teknologi pendidikan, tetapi juga pada penciptaan lingkungan yang memastikan akses setara dan memberdayakan semua individu untuk meraih manfaat dari perkembangan pendidikan digital.

Kelima, pembiayaan pendidikan menjadi faktor krusial. Terdapat batasan anggaran pendidikan pemerintah yang ditetapkan oleh undang-undang, yakni maksimal 20 persen dari APBN nasional. Untuk meredam keterbatasan ini, perlu keterlibatan aktif pihak swasta.

Perusahaan-perusahaan besar, melalui Corporate Social Responsibility (CSR), diharapkan dapat memberikan bantuan beasiswa kepada murid-murid di sekolah swasta.

Kontribusi perusahaan, baik tingkat nasional maupun multinasional, dalam mendukung pendidikan menjadi jembatan penting untuk mencerdaskan bangsa.

Dengan peningkatan jumlah individu terdidik dan terampil, upaya kemajuan di sektor pemerintahan dan swasta dapat terwujud, memanfaatkan potensi bonus demografi secara optimal, sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Sebagai catatan akhir, diharapkan negara, khususnya pemerintah, beserta dukungan dari sektor swasta, dapat berhasil dalam upaya memajukan sektor pendidikan.

Dinas pendidikan dan pihak swasta diharapkan dapat membuat sekolah yang lebih inklusif, adil, aman, dan sehat sesuai dengan inisiatif UNESCO.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News