Pendidikan Modal Lawan Neolib
Rabu, 03 Juni 2009 – 20:47 WIB
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (Sakernas 2006) pembangunan manusia Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Sekitar 56 persen atau 52,9 juta orang warga Indonesia hanya berpendidikan SD. Sementara tamatan akademi/diploma hanya 2,5 persen atau 2,1 juta orang. Tenaga kerja lulusan universitas tercatat hanya 3,5 persen atau 3,1 juta orang.
Terkait data ini, wapres RI sekaligus capres nomor urut 3 Jusuf Kalla sempat menegaskan Indonesia menjadi sasaran empuk para penjarah kekayaan negara. Data statistik itu, menurut JK, seperti rekomendasi kepada para penjarah untuk menggolongkan kita sebagai bangsa yang gampang dibodohi. JK pun setuju, pendidikan adalah dasar dari segala dasar pembangunan.
Korea, menjadi salah satu bangsa yang layak ditiru Indonesia. Pembangunan pendidikan menjadi kata kunci yang menentukan pembangunan karakter seperti bangsa Korea. JK pun menyesalkan, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, mengutip buku Confession of an Economic Hit Man karya John Perkins. disitu disebutkan, kapitalis menjadikan negara berkembang, termasuk Indonesia, sebagai obyek untuk mencari kekayaan.
Ketika uang mereka masuk kembali ke Indonesia, sosoknya sudah berubah menjadi kredit komersial yang bunganya harus dibayar oleh rakyat banyak. "Kondisi itu tak akan berubah, sepanjang masyarakat, birokrat, dan para pimpinan politik tak terdidik secara memadai, dalam hal kecintaannya pada negara maupun keilmuannya," tandas JK.
JAKARTA- Ketergantungan pada asing hanya bisa ditepis dengan penguatan pendidikan anak bangsa. Pemimpin diharapkan bisa membangun struktur
BERITA TERKAIT
- Kementrans dan LDPP Siapkan Beasiswa Patriot Bagi Anak-anak Muda yang Ingin Kuliah
- Wahai Para Guru PPPK, SK Menteri Segera Terbit, Siap-siap ya
- Syarat Kenaikan Gaji Guru ASN & Honorer, Simak Pernyataan Presiden Prabowo Ini
- Dorong Pengembangan Talenta Digital, Indosat Gelar Seminar di Unsri
- MWA Tetapkan Prof Tatacipta Dirgantara sebagai Rektor ITB Terpilih
- Pupuk Kaltim Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif untuk Ketahanan Pangan