Pendidikan Vokasi Harus Terhubung dengan Sistem Informasi Pasar Tenaga Kerja

Meski demikian, menurut Eko banyak tantangan yang dihadapi pendidikan vokasi, utamanya adalah dukungan dari pemerintah.
“Pendidikan vokasi di Indonesia, menurut saya, support dari pemerintah masih kurang," ujarnya.
Menurut Eko, ketersediaan sarana prasarana menjadi persoalan yang masih terjadi. Banyak sekolah vokasi yang belum memiliki laboratorium yang memadai dan sesuai dengan perkembangan industri.
Ketersediaan pengajar yang sesuai dengan kebutuhan industri juga masih menjadi tantangan dalam pendidikan vokasi. Hal itu penting untuk memunculkan sinergitas antara dunia pendidikan dan industri.
"Dalam pembelajaran sebenarnya juga diperlukan mentor-mentor atau guru-guru yang langsung dari praktisi atau dari industrinya," ungkapnya.
Menurut dia, pemerintah juga patut mempertimbangkan dan memperhatikan seberapa besar kebutuhan industri atas tenaga kerja berketerampilan sehingga tidak ada lulusan pendidikan vokasi yang tidak terserap akibat terlalu banyak.
"Jangan sampai nanti terlalu banyak dibuka tapi kemudian kebutuhan pasar tidak sebesar itu, untuk masuk pasar perlu training lagi. Kalau begitu kan banyak penganggurannya," tambahnya.
Selain itu, pemerintah juga patut membantu peserta pendidikan vokasi dalam hal pendanaan.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter mengatakan pemerintah perlu memperkuat koordinasi dengan industri agar tenaga kerja dari vokasi bisa terserap.
- Perkuat Hubungan Dua Negara, Mohsein Saleh Al Badegel Pertemukan Bamsoet & KADIN Saudi
- Said Iqbal Desak Permendag 8 Dicabut karena Merugikan Usaha Lokal & Buruh
- Dukung Industri Garmen, Bea Cukai Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan Ini
- Kemenperin Segera Diskusi dengan Gubernur Bali soal Pelarangan AMDK di Bawah 1 Liter
- Lawatan Prabowo ke Luar Negeri Memperkuat Diplomasi Kawasan, Kemenlu: Ini Hasilnya
- Ini Peran Strategis Bea Cukai dalam Sinergi Instansi untuk Mendorong Ekonomi Daerah