Pendiri House of Tilawah Moh Miqdar Zyal Fikar
Tinggalkan Dunia Modeling untuk Fokus Mengajar Ngaji

Zulfikar berhasil menjadi pemenang. Gelar Guk Sidoarjo pun disandangnya. Saat itu, Yuk Sidoarjo diraih Voni Mayasari. Modeling menjadi kegiatan yang akrab dengan hari-harinya sejak itu. Jika tidak ada kompetisi, dia memenuhi tawaran pemotretan. ”Bukan hanya di Surabaya, tapi juga sering ke Jakarta,” ceritanya.
Sibuk modeling, dia ditegur orang tuanya. ”Masak anaknya kiai kok jadi model,” kata dia menirukan sindiran itu.
Zulfikar lalu diminta mendalami lagi dunia tilawah. Saat itu, dia disarankan mengikuti musabaqah tilawatil Quran (MTQ) di Kota Batu. Zulfikar mengikuti saran tersebut. Pada lomba tingkat Jatim itu, dia meraih juara pertama.
Kemudian, dia mewakili Jatim ikut MTQ tingkat nasional di Kabupaten Palu. Lagi-lagi, dia berhasil menjadi juara satu. Setelah lomba tersebut, alumnus SMP Avicena, Jabon, itu semakin berfokus memperdalam Alquran. Dia mulai membuang keinginannya menjadi model. ”Siapa yang tidak ingin jadi model terkenal. Apalagi saya masih muda. Tapi, saya harus berfokus pada Alquran,” kata dia.
Zulfikar lalu mulai mengajar ngaji. Pada 2003, dia mengontrak rumah di Tanggulangin dan membuka kelas pembelajaran Alquran. Namun, dia tidak lama di Tanggulangin karena rumahnya terkena lumpur. Dia pindah ke Sekardangan, Sidoarjo, dan melanjutkan program mengajar Alquran.
Zulfikar merintis sejak awal karena belum kenal masyarakat sekitar. Lambat laun ada beberapa warga yang datang untuk belajar. Termasuk dua mualaf warga Australia. ”Dia kenalan teman saya. Mereka datang ingin belajar Alquran untuk mengisi musim liburan,” kata dia.
Mereka cukup terkesan dengan pembelajaran Alquran yang disampaikan Zulfikar. Saat hendak kembali ke Australia, salah seorang di antaranya menyampaikan kalimat yang sangat terkenang. ”This is house of tilawah,” katanya menirukan perkataan santri dari Negeri Kanguru itu.
Kalimat itu hanya dia ingat-ingat. Orang yang belajar kepadanya semakin banyak. Dia pun ingin mendirikan lembaga pembelajaran Alquran.
Zulfikar berkali-kali melihat smartphone-nya. Tidak hanya membalas pesan yang masuk, tapi dia juga melihat undangan acara yang dikirim kepadanya.
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif