Pendiri Sang Pisang: UMKM Harus Kreatif dan Inovatif di Masa Pandemi Covid-19

"Ada pisang, ada nugget, kalau harga pisang itu Rp 10 ribu, tetapi kalau diubah menjadi nugget (pisang) harganya menjadi Rp 30 ribu. Ini kreatif bisnis, mengubah sesuatu yang tidak memiliki value (nilai) sehingga mempunyai nilai tambah, sehingga keuntungannya bisa 200 persen," ujar Ari.
Kemudian, membangun brand pada produksi juga merupakan hal yang penting agar produk dapat dikenal oleh masyarakat.
"Namun, tidak cukup itu saja, biar dikenal, perlu adanya marketing strategy dan sales strategy. Rancanglah program ini jauh-jauh hari agar tidak bingung. Kalian punya timeline, kalian punya schedule yang bisa dimonitor setiap hari," ujar Ari.
"Contohnya seperti aktivitas event, kemudian iklan-iklan yang bersifat radio," lanjut Ari.
Lalu, kolaborasi dengan UMKM atau brand lainnya juga penting untuk pemasaran produk.
"Misalnya, beli sang pisang beli bahagia bisa ke Bali. Ini ilmu marketing yang sangat bagus sekali karena bisa berkolaborasi dengan perusahaan besar. Contohnya dengan BNI, beli produk saya nanti dapat cicilan ringan dari BNI atau dapat gratis, diskon belanja dengan menggunakan kartu kredit BNI," ujar Ari. (mcr1/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Co Founder Sang Pisang Ansari Kadir menjelaskan betapa pentingnya berpikir kreatif bagi pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19.
Redaktur & Reporter : Dean Pahrevi
- Jadi Sponsor Utama PBSI, BNI Dukung Tim Bulutangkis Indonesia Berlaga di Sudirman Cup 2025
- Estpos Hadir di Pontianak, UMKM Kalbar Siap Masuk Era Digital
- 389 Tim Siap Berpartisipasi di BALI 7s 2025 Presented By Bank Mandiri
- Dapat Sambutan Positif, Ramadan Rhapsody 2025 Raup Omzet Fantastis
- Digitalisasi Transaksi Dorong UMKM Pontianak Bersaing di Kancah Nasional
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!