Pendongeng Larry Brandy Angkat Budaya Aborijin ke Anak Berbagai Bangsa

Mendongeng secara profesional sejak tahun 1996, Larry selalu menggunakan topeng binatang dan sejumlah artefak asli Aborijin dalam tiap kisah yang ia bagikan.
“Saya berasal dari keluarga Aborijin yang hidup di New South Wales bagian pusat, tepatnya dari suku Wiradjuri. Dalam tiap dongeng, saya selalu menceritakan bagaimana dulunya orang Wiradjuri berburu dan mencari makanan,†ungkap pria yang tinggal di Canberra ini.
“Bagaimana perjuangan mereka berburu kanguru atau emu pada saat itu tanpa senjata tanpa peluru. Mereka hanya berbekal alat-alat tradisional. Saya menunjukkan kepada anak-anak bagaimana warga Aborijin menggunakannya,†kemuka Larry Brandy.
Ia mengisahkan, karirnya sebagai pendongeng berawal dari pertemuannya dengan seorang arkeolog, sekitar dua dekade silam.
“Waktu itu saya berkesempatan untuk bekerja dengan seorang arkeolog. Ia melibatkan saya dalam survei di wilayah Aborijin dan dari situlah saya terpancing untuk mengetahui budaya saya lebih dalam,†kenangnya.
Kepada Australia Plus, Larry berujar “Saya kemudian jadi terpacu untuk bertanya dan belajar kepada sesepuh Aborijin di lingkungan saya tentang budaya kami lebih jauh. Sampai sekarang-pun saya sebenarnya juga masih belajar. Nah, pertemuan itu lantas membawa saya untuk menjumpai kurator situs Aborijin dan bepergian dengannya ke sejumlah tempat.â€

Facebook; Larry Brandy Aboriginal storyteller
Latar belakang itulah yang membuat Larry memiliki gaya berbeda ketika mendongeng.
Berbekal topeng dan sejumlah artefak, Larry Brandy tak kenal lelah bercerita tentang budaya Aborijin Wiradjuri ke hadapan anak-anak. Ia bermimpi,
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia