Pendongeng Larry Brandy Angkat Budaya Aborijin ke Anak Berbagai Bangsa

“Saya tak mengisahkan sesuatu dari buku ketika mendongeng, saya tak cuma berdiri dan bercerita. Saya benar-benar memeragakan bagaimana sesepuh kami dulu berburu dan meminta anak-anak untuk berperan jadi hewan,†utara pria yang pernah mendongeng hingga ke negara-negara Amerika utara ini.
“Saya hanya mendongeng kisah dari tanah adat saya sendiri,†ungkapnya.
Bukan tanpa alasan jika Larry melakoni profesi ini dengan sepenuh hati. Baginya, menjadi pendongeng adalah panggilan jiwa.
“Tentu saja saya bersenang-senang ketika melakukannya. Tapi saya ingin memberi tahu bagaimana orang-orang Aborijin bisa bertahan dan bahwa budaya Aborijin adalah salah satu yang tertua di dunia, contohnya penggunaan bumerang di zaman dahulu,†jelasnya saat berbincang dengan Australia Plus via sambungan telepon, medio Juli 2016.
“Untuk anak-anak muda di lingkungan saya, saya berharap agar mereka lebih menghargai budaya yang diturunkan dan diajarkan para sesepuh.â€
Di luar masyarakat Aborijin, Larry juga memiliki keinginan terpendam.
“Saya ingin sampaikan kepada anak-anak, kaum muda dan dunia bahwa Aborijin adalah masyarakat yang cerdas, lihat saja dari teknologi bumerang dari jaman dahulu. Ada berbagai desain dan cara melempar bumerang yang disesuaikan dengan target buruan. Saya tak tahu apa yang orang pikirkan tapi bagi saya, budaya kami menakjubkan. Itu pesannya.â€
Diperbarui: 22:10 WIB 27/07/2016 oleh Nurina Savitri.
Berbekal topeng dan sejumlah artefak, Larry Brandy tak kenal lelah bercerita tentang budaya Aborijin Wiradjuri ke hadapan anak-anak. Ia bermimpi,
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia