Penduduk Sementara Australia Kecewa Dikecualikan dari Pembukaan Perbatasan
Wanita berusia 29 tahun itu kini memegang jenis visa 'bridging' yang diperoleh sambil menunggu visa PR-nya diproses.
"Saya telah mengajukan pengecualian untuk bisa meninggalkan negara ini dan ditolak berkali-kali," katanya.
"Ini sangat memicu stres, karena saya di sini sendirian," ujarnya.
Begitu mendengar pengumuman pemerintah soal pembukaan perbatasan, Jessica mengaku mendapat banyak pesan dari keluarganya.
"Semua orang menyampaikan jangan khawatir, kita sudah hampir keluar dari hambatan ini. Tapi rasanya ada kendala lain bagi saya," katanya.
"Saya merasa sangat terjebak. Saya sudah divaksinasi penuh, pasanganku juga begitu. Kami melakukan segalanya untuk mematuhi aturan namun tetap tak dapat bertemu satu sama lain," papar Jessica.
'Anakku tak tahu siapa saya'
Dampak larangan perjalanan internasional juga dialami Hafiz Shahid Hussain, yang terpisah dari anaknya yang berada di negara lain.
"Anakku tak tahu siapa saya," kata Hafiz.
Sejumlah warga yang punya izin tinggal sementara di Australia, seperti visa pelajar atau visa kerja, mengaku sudah divaksinasi dua kali agar bisa mudah kembali ke Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata