Penduduk Sementara Australia Kecewa Dikecualikan dari Pembukaan Perbatasan
"Usianya sekarang hampir dua tahun dan dia tak tahu siapa pria yang dia lihat di layar telepon ini," ujarnya.
Hafiz (34) tiba di Australia pada November 2019 dengan visa pelajar dan beasiswa untuk menyelesaikan PhD bidang geologi di Sydney.
Meski dia melihat "masa depannya" terbentang melalui beasiswa ini, konsekuensinya Hafiz meninggalkan istri dan putranya yang masih bayi berusia sebulan di Pakistan.
Rencananya dia akan bolak-balik ke Pakistan selama menjalani studi PhD. Tapi semua itu berantakan, apalagi setelah ibu, ayah, dan dua sepupunya meninggal dunia setelah tak lama kemudian.
"Ketika orangtua kita meninggal tiba-tiba, hal itu sangat memengaruhi kesehatan mental kita," katanya.
Hafiz telah mengajukan pengecualian agar bisa melakukan perjalanan ke Pakistan namun ditolak berkali-kali.
Dia bisa saja kembali ke Pakistan, meninggalkan studinya di Australia. Namun ini bukan pilihan, karena dia ingin meraih gelar akademisnya, serta harus membayar kembali beasiswanya.
"Saat mendengar berita tentang pembukaan perbatasan, saya tak bisa melukiskan perasaan bahagiaku. Tapi setelah mempelajari lebih jauh dan mengetahui bahwa saya tak masuk dalam daftar, semuanya sirna kembali," kata Hafiz.
Sejumlah warga yang punya izin tinggal sementara di Australia, seperti visa pelajar atau visa kerja, mengaku sudah divaksinasi dua kali agar bisa mudah kembali ke Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata