Penduduk Sementara yang Ingin Beli Rumah di Hobart Terhambat Biaya Tambahan yang Tinggi
"Aktivitas investor asing di real estate sebenarnya telah menurun sejak empat tahun lalu, dari lebih 40.000 permohonan pada 2015/16 menjadi hanya 7.500 pada 2018/19," jelasnya.
"Biaya dan pajak tambahan menjadi salah satu dari beberapa faktor, selain COVID dan penutupan perjalanan internasional yang berdampak kegiatan inspeksi fisik (rumah yang akan dibeli)," tambah Adrian.
Bagi Meghna Raut, evaluasi bagaimana pajak ini mempengaruhi migran yang ingin menetap di Hobart penting dilakukan untuk mengatasi persepsi soal perlakuan terhadap para migran.
"Menyatakan (Tasmania) ini sebagai tempat yang bagus untuk menetap, padahal tidak sejalan dengan kebijakan pajak seperti ini, saya kira akan menimbulkan kekecewaan bagi sebagian rang," katanya.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.Membeli rumah di Hobart, Australia, bukan hal mudah. Bagi keluarga migran seperti Habibur Rahman, bahkan lebih sulit lagi.
Rahman harus membayar biaya tambahan lebih sebesar lebih dari AU$40.000 (sekitar Rp400 juta) untuk rumah seharga AU$500.000 (sekitar Rp5 miliar).
Total biaya yang harus dikeluarkannya untuk membeli rumah menjadi AU$546.000 (lebih dari Rp5 miliar).
Selisih biaya tambahan ini merupakan pajak yang dikenakan oleh Pemerintah Negara Bagian Tasmania bagi orang yang bukan penduduk tetap atau warga negara.
Kenapa ada biaya tambahan bagi mereka yang bukan warga negara atau penduduk tetap di Australia? Ini penjelasan dan pengalaman para pendatang yang mau beli rumah di Australia
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan