Penduduk Tidak Tetap di Australia Minta Dimasukkan dalam Rencana Pembukaan Kembali

Penduduk Tidak Tetap di Australia Minta Dimasukkan dalam Rencana Pembukaan Kembali
Giovanni van Empel dan keluarga sebelum meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studi S-3. (Supplied.)

“Dia selalu tanya, ‘kapan pulang? kapan pulang?’ dan performance-nya di sekolah juga terganggu, [nilai-nilainya] menurun,” kata Giovanni.

Giovanni sempat menaruh harapan saat Pemerintah Federal Australia mengumumkan akan membuka kembali perbatasan internasional mulai bulan November 2021, yang diperkirakan 80 persen penduduk Australia sudah divaksinasi penuh.

Dalam skema yang dibuat Pemerintah Australia, warga negara dan mereka yang memiliki status 'permanent residents' atau penduduk tetap yang sudah mendapat vaksin dua dosis akan diperbolehkan ke luar negeri.

Kemudian saat mereka kembali ke Australia, cukup melakukan karantina di rumah, tidak lagi di hotel.

Tapi tidak ada penjelasan tentang warga yang berstatus penduduk sementara, seperti pemegang visa pelajar.

“Yang menggelikan adalah, pemegang visa ini juga berkontribusi pada tingkat 80 persen vaksinasi itu dan kami sudah melakukan segala sesuatunya sesuai aturan yang berlaku.”

“Pertanyaannya, mengapa kami tidak bisa juga bepergian ke luar negeri atau kembali berkumpul dengan keluarga kami?”

Departemen Dalam Negeri Australia mencatat setidaknya ada 1.6 juta penduduk sementara yang memegang berbagai jenis visa seperti Giovanni.

Warga berstatus penduduk tidak tetap merasa mereka tidak termasuk yang dipikirkan saat Australia membuat kebijakan membuka kembali perbatasan internasional

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News