Pendukung Suu Kyi Demo Mengecam Kudeta Militer Myanmar, Ada Ritual Mengusir Setan Segala
"Mereka bisa menahan kita kapan saja. Kami sudah memutuskan untuk menghadapinya.
"Kami semua memutuskan untuk tidak lagi pergi ke rumah sakit."
Pembangkangan sipil
Seorang politisi senior yang sangat dekat dengan Aung San Suu Kyi juga menyerukan kepada warga untuk menentang militer lewat pembangkangan sipil.
Win Htein salah seorang ketua di Liga Nasional Bagi Demokrasi (NLD) berbicara hari Selasa (02/02) dari kantornya yang kecil di ibukota Naypyidaw, tidak jauh dari lokasi di mana ratusan politisi yang terpilih lewat pemilu November lalu ditahan.
"Kutukan kudeta sudah mengakar di negeri ini, dan itulah alasannya mengapa negeri kita tetap miskin. Saya merasa sedih dan kecewa bagi para warga dan juga masa depan mereka," kata mantan tahanan politik itu.
"Semua pemberi suara yang sudah mendukung kami dalam pemilu tahun 2020 harus mengikuti perintah Aung San Suu Kyi untuk melakukan pembangkangan sipil," katanya mengacu pada catatan yang diposting di Facebook hari Senin (01/02).
Photo: Partai Suu Kyi, NLD mengeluarkan pernyataan agar militer menghormati hasil pemilu dan membebaskan semua yang ditahan. (Reuters: Yves Herman)
Kudeta ini adalah ujian bagi masyarakat internasional sekaligus memperlihatkan bahwa sebenarnya yang masih berkuasa di Myanmar adalah para jenderal, meskipun selama 10 tahun terakhir sudah ada pembicaraan mengenai reformasi yang demokratis.
Puluhan orang di kota terbesar di Myanmar membunyikan klakson mobil dan memukul panci serta wajan sebagai bentuk perlawanan publik pertama terhadap kudeta yang dipimpin militer negara itu sehari sebelumnya
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025