Pendukung WikiLeaks Bajak Situs Kejaksaan Swedia dan MasterCard
Kamis, 09 Desember 2010 – 03:17 WIB
JAKARTA - Penahanan yang dilakukan polisi Inggris terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange, mendapatkan perlawanan. Sejumlah hacker tak dikenal membajak sistem website resmi Kejaksaan Swedia, yang meminta polisi Inggris menahan pembocor kawat diplomatik rahasia Amerika Serikat (AS) itu.
Kantor berita Reuters, Kamis (9/12) menyebut, meskipun belum pasti para hacker itu merupakan simpatisan Assange, pihak kejaksaan menduga serangan itu terkait penahanan tersebut. "Tentu ini mudah untuk dilihat. Ini memiliki hubungan dengan WikiLeaks, tapi kami tidak bisa memastikan itu," ujar Fredrik Berg, editor website Kejaksaan Swedia, kepada Reuters.
Baca Juga:
Tak hanya itu, para pembajak dunia maya itu juga melakukan serangan terhadap website perusahaan kartu kredit MasterCard. Ini diduga kuat terkait pemblokiran akun kartu kredit milik WikiLeaks yang dilakukan MasterCard. "Mastercard mengalami traffic yang berat pada situs internal perusahaan (MasterCard.com), tapi tetap dapat diakses," ujar pihak MasterCard, sebagaimana dikutip BBC.
Sebelumnya, pihak MasterCard membekukan akun penerima donasi WikiLeaks yang difasilitasi MasterCard. Ini merupakan reaksi dari lembaga keuangan itu atas pembocoran rahasia AS yang dilakukan. Sebelumnya lagi, perusahaan pembayaran online PayPal dan Visa juga sudah melakukan hal serupa. Tak hanya MasterCard, BBC lantas menyebut bahwa PayPal kini pun menjadi target para hacker. (zul/jpnn)
JAKARTA - Penahanan yang dilakukan polisi Inggris terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange, mendapatkan perlawanan. Sejumlah hacker tak dikenal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan