Peneliti Australia dan Pencarian Obat TB di Vietnam

"Nama belakang saya Ho dan wajah saya mirip sekali orang Vietnam jadi saya diperlakukan seperti orang Vietnam saja. Saya tidak pernah diperlakukan sebagai orang asing.
Komunikasi Antar Budaya
Sementara Dr Greg Fox merupakan peneliti Australia lainnya yang kini menetap di Vietnam. Dia merupakan psikolog yang riset PHDnya difokuskan pada faktor genetika TB di Vietnam. Seperti juga Dr Ho, Dr Fox juga meluangkan banyak waktunya untuk mempelajari bahasa Vietnamese lagi.
Dr Greg Fox di Vietnam (Image: supplied)
"Saya kira fungsi dari bahasa terkait pertukaran kebudayaan memiliki sejumlah tingkatan. Sebagai orang kaukasia Australia berbicara dengan bahasa Vietnam pertama bisa menepis kebutuhan menggunakan jasa penterjemah dan itu sangat membantu untuk bisa terlibat langsung dengan warga dan juga bisa bekerjasama.”
"Kedua, bahasa juga dapat memperluas komunikasi Anda, namun, kecuali anda adalah penutur Bahasa Vietnam maka pasti akan mengalami keterbatasan. Tapi intinya adalah semakin banyak kita menguasai bahasa maka akan semakin luas kemampuan Anda untuk melakukan pekerjaan anda dan memiliki ikatan yang bermakna."
"Sejumlah rekan dalam penelitian ini mereka juga bisa berbahasa Inggris dengan fasih dan kami berembuk dan memutuskan untuk tetap menggunakan bahasa Vietnam. Saya kira keterikatan yang saling memberikan manfaat semacam itu merupakakn symbol dari cara kita berusaha dan melakukan riset dengan baik," kata Dr Fox.
Terjun langsungnya peneliti Australia dalam upaya mengatasi masalah Tuberculosis (TB) di Vietnam, merupakan kunci bagi kemajuan penelitian
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya