Peneliti Australia Duga Kelelawar Bisa Jadi Solusi Krisis Ebola
Peneliti Australia Dr Michelle Baker dari lembaga penelitian CSIRO menduga sistem kekebalan tubuh kelelawar bisa menjadi kunci dalam upaya masyarakat dunia saat ini dalam menangani krisis virus Ebola.
Selama ini, kelelawar diduga keras sebagai pembawa virus Ebola secara alamiah.
Menurut Dr Michelle Baker, kelelawar memiliki kemampuan membawa virus dalam jumlah besar tanpa mengalami dampak sampingnya.
"Virus yang tujuan hidupnya adalah untuk bereproduksi, tentu secara alamiah tidak akan membunuh wadah tempat hidupnya secara cepat. Dalam konteks ini, virus Ebola dan kelelawar menemukan ekuilibriumnya," jelas Dr Baker.
Kelelawar hidup dengan Ebola dengan cara mengaktifkan sistem kekebalan tubuh secara konstan.
"Yang perlu kita lakukan pada saat ini adalah mempelajari bagaimana kelelawar bisa mentoleransi pengaktifan sistem kekebalan tubuh mereka secara konstan tanpa mengalami efek buruk," katanya.
Sebaliknya, sistem kekebalan tubuh manusia baru bisa diaktifkan secara alamiah setelah mengalami kontak dengan virus tertentu.
Karena itu, kata Dr Baker, begitu sistem kekebalan tubuh manusia aktif, virus tersebut biasanya sudah menyebar.
Peneliti Australia Dr Michelle Baker dari lembaga penelitian CSIRO menduga sistem kekebalan tubuh kelelawar bisa menjadi kunci dalam upaya masyarakat
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat