Peneliti Australia Kembangkan Kaca Antipecah untuk Ponsel, Bisa Dijadikan Panel Surya Untuk Isi Baterai
Untuk mengatasi masalah kerusakan ini, tim peneliti memanfaatkan mineral yang disebut perovskite, yaitu kristal kalsium titanium oksida.
Namun tim peneliti menemukan "nanocrystals" perovskite sangat sensitif terhadap cahaya, panas, udara dan air.
"Jadi tim pakar kimia dan ilmuwan material kami kemudian mengembangkan proses revolusioner untuk membungkus atau mengikat nanocrystals dalam kaca berpori," jelas Dr Jingwei.
"Proses inilah yang menjadi kunci untuk menstabilkan material, meningkatkan efisiensinya dan menghambat munculnya timbal beracun," katanya.
"Perovskite adalah bahan yang sangat fungsional, tapi karena kepekaannya, maka harus dimasukkan ke dalam kaca," tambahnya.
Tim peneliti mengambil material seperti seng, dan menggunakan molekul organik yang dapat mengikat seng tersebut.
Mereka kemudian menggunakan kekuatan mekanik untuk mengubahnya menjadi kaca.
Dalam proses ini jutaan lubang kecil yang tak terlihat oleh mata manusia disuntik dengan nanocrystals dan tetap terlindungi, terbungkus di dalamnya.
Para peneliti di University of Queensland sedang mengembangkan proses pembuatan kaca anti pecah yang bisa digunakan untuk layar ponsel
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia