Peneliti Australia Kembangkan Kaca Antipecah untuk Ponsel, Bisa Dijadikan Panel Surya Untuk Isi Baterai
"Dengan melakukan proses seperti ini, kami akhirnya dapat menstabilkan material dan memungkinkannya digunakan untuk produk baru seperti panel surya, tampilan layar yang sama sekali baru, atau pencitraan medis yang lebih detail sehingga meningkatkan hasil diagnosa seorang pasien," jelasnya.
Dekan Fakultas Teknik University of Queensland, Profesor Vicki Chen, mengatakan teknologi ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
"Masalahnya soal stabilitas, stabilitas, dan stabilitas. Tapi kami dapat menggabungkan material generasi baru ini dengan perovskite sehingga tercapai stabilitas tinggi. Artinya, sekarang dapat diterapkan dalam berbagai industri," kata Profesor Vicki.
Ia menjelaskan, perovskite dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, tapi juga dapat memadukannya dengan radiasi elektromagnetik sehingga memancarkan semua jenis warna.
"Artinya kita dapat memiliki semua jenis layar yang jernih dengan menggunakan lebih sedikit energi, dan memiliki resolusi warna yang sangat tinggi," papar Prof. Vicki.
Dr Jingwei menambahkan, penelitian mereka dilakukan bekerja sama dengan Universitas Leeds, Universitas Cambridge dan Université Paris-Saclay.
Ia menjelaskan temuan ini akan memungkinkan layar ponsel, TV, komputer dan pencitraan realitas virtual yang memiliki "kualitas dan kekuatan gambar yang sangat menakjubkan".
Selain itu, katanya, temuan mereka juga akan menjadikan panel surya yang mampu mengubah cahaya menjadi energi melalui kaca nano pada ponsel pintar.
Para peneliti di University of Queensland sedang mengembangkan proses pembuatan kaca anti pecah yang bisa digunakan untuk layar ponsel
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Jadi Presiden, Kamala Harris Mengakui Kekalahannya
- Dunia Hari Ini: Beberapa Hasil Suara Pemilu Amerika Serikat Mulai Keluar
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia