Peneliti Australia Sebut Lembaga Survei Umumnya Dukung Jokowi Saat Pilpres 2019

Dari dua asosiasi lembaga survei, Persepi dan Aropi, mereka tidak selalu sependapat dalam hal etika dan transparansi.
"Langkah berikutnya bagi lembaga-lembaga survei di Indonesia adalah meningkatkan transparansi dari mana mereka mendapatkan pendanaan dalam setiap survei, sehingga publik mengetahui mereka ini bekerja untuk kepentingan siapa," katanya.
Di bagian lain seminar ini yang dipandu Prof Ariel Heryanto, Dr Tomsa menyebutkan sejak Saiful Mujani memulai industri ini di tahun 2002 dan secara kredibel memprediksi SBY sebagai pemenang Pilpres 2004, maka perkembangannya sudah demikian maju.
"Kemungkinan sudah ada ratusan lembaga survei di seluruh Indonesia saat ini, tapi yang secara nasional memiliki reputasi hanya sekitar 10 lembaga survei," jelasnya.
Dia menyebut Litbang Kompas sebagai suatu anomali, karena merupakan satu-satunya penyelenggara survei politik yang merupakan bagian dari organisasi media.
Menurut Dr Tomsa, salah satu dampak negatif maraknya industri survei politik yaitu turut berkontribusi pada semakin mahalnya ongkos politik di Indonesia, karena para kandidat akan dikenakan biaya yang tidak sedikit oleh lembaga survei.
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun