Peneliti BRIN: Kalteng Jadi Tempat Food Estate Sudah Tepat

"Sedangkan tipe C atau D baru banyak dimanfaatkan petani untuk tegalan, untuk berkebun, jadi di sini banyak kita temukan kebun karet, kebun buah-buahan," jelasnya.
Terkait manajemen air di lahan rawa, lanjut Susi, peran pemerintah sangat penting dalam menyelesaikan persoalan lahan rawa tersebut.
"Jadi, bantuan manajemen air berhubungan dengan irigasi atau tata air. Tata air makro, tata air mikro itu perlu," tambahnya.
Di level petani, kata Susilawati, pengelolaan tata air mikro dari kemalir, serta saluran tersier harus terkelola dengan baik, artinya ini soal pengelolaan air masuk dan keluar.
Susilawati menyebut di program Food Estate terdapat banyak pintu air yang dibuat dan diperbaiki. Saluran air yang selama ini tidak terpelihara pun saat ini bisa berfungsi kembali.
"Food Estate membantu secara keseluruhan bukan hanya persoalan membuka lahan dan benih tetapi juga sistem tata air mikro dan makronya," tegas Susilawati.(mcr10/jpnn)
Peneliti BRIN Susilawati menilai tidak mudah menyulap lahan rawa Kalteng menjadi Food Estate, tetapi luasnya tanah di wilayah itu cocok untuk pertanian.
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Wamenperin: Tidak akan Ada PHK di Sektor yang Berhubungan dengan Pertanian
- Hortikultura Jadi Tantangan dan Peluang buat Penyuluh Pertanian
- Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian