Peneliti CENTRIS Dorong Pelaku Tragedi Berdarah Urumqi Dibawa ke Mahkamah Internasional
Aksi damai mahasiswa dan warga muslim Uighur 5 Juli 2009 tersebut, dijawab Beijing dengan memerintahkan polisi dan tentara untuk melepaskan tembakan ke arah massa, sehingga memicu kerusuhan.
Anehnya, pihak berwenang China melaporkan 197 orang (kebanyakan dari warga suku Han) tewas dan 700 orang lainnya terluka dalam kerusuhan tersebut.
“Dari informasi sejumlah media, Sekretaris Partai Komunis China di Xinjiang, Wang Lequan, muncul di televisi nasional menegur muslim Uighur, dan mendesak Suku Han China untuk membalas dendam,” terang AB Solissa.
“Tersulut provokasi Wang Lequan, orang-orang Suku Han yang berbekal senjata tajam, mengamuk di Urumqi untuk membalas dendam, membunuh seluruh orang Uighur yang mereka temui,” tutur AB Solissa.
CENTRIS memiliki pandangan bahwasanya kejahatan kemanusiaan yang terjadi dalam Tragedi Berdarah Urumqi, dapat segera di bawa ke PBB, dengan sejumlah bukti kuat lainnya.
Di antaranya, pengakuan saksi hidup, yakni orang-orang Uighur yang berhasil lolos dari peristiwa pembantaian tersebut.
“Di berbagai media, mereka mengaku melihat langsung pembantaian yang dilakukan polisi dan tentara China, serta pembunuhan secara membabi-buta oleh orang-orang Suku Han terhadap muslim Uighur di Urumqi. Ini bisa jadi novum baru,” kata AB Solissa.
Dari ketetangan para saksi, diperoleh informasi jika polisi dan tentara Beijing dengan cepat membersihkan sisa-sisa pembantaian, sehingga keesokan harinya lokasi tewasnya ratusan muslim Uighur telah bersih dari sisa-sisa tubuh maupun darah korban yang tewas atau terluka.
Peneliti CENTRIS meminta Indonesia menginisiasi upaya menyeret pelaku dalam Tragedi Berdarah Urumqi 5 Juli 2009 ke Mahkamah Internasional.
- GMMI Medan Desak Pemerintah RI Bertindak Konkret untuk Membela Hak-Hak Muslim Uighur
- Ketua Fraksi PKS DPR Minta PBB segera Usir Israel dari Palestina
- Menlu RI Menyerukan Agar Israel Hengkang dari Palestina
- Mahkamah Internasional Bikin Israel Panik, Netanyahu Gelar Rapat Darurat
- Menlu Retno: Tidak Boleh Ada Negosiasi, Israel Harus Mundur Sekarang!
- HNW Minta Pemerintah Dukung Afsel Laporkan Israel ke Mahkamah Internasional