Peneliti Denny JA: Politik Bukan Hanya Bicara Menang dan Kalah
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman menganggap politik tidak bisa bicara soal menang dan kalah dalam konteks pemilihan umum. Sebab, Menurut dia, politik itu berbicara soal memperjuangkan kemaslahatan masyarakat.
Sementara di kalangan elite partai di Indonesia, Ikram melihat bahwa kemenangan itu merupakan harga yang kuat. Dia mencontohkan adanya pengumuman kemenangan dari pihak yang dia yak mau sebutkan.
Elite itu mengumumkan kemenangan berdasarkan hasil survei, tetapi kerap meralatnya sebanyak tiga kali. "Ini simpang siur, sementara publik harus menyaksikan datum di situ," kata Ikram dalam diskusi 'Peran Literasi Media Menolak Upaya Delegitimasi Pemilu 2019 yang diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia (KMI)' di kawasan Jakarta Pusat, Senin (20/5).
BACA JUGA: KPU Buka Peluang Umumkan Hasil Penghitungan Suara Malam Ini
Ikram juga menyampaikan, pihak itu terakhir kali mengumumkan kemenangan 54 persen dengan hasil rekapitulasi yang belum 100 persen. Menurut dia, hal itu secara statistik sangat dangkal dan bisa dibantah dengan mudah.
"Tetapi, orang saat ini cenderung melihat informasi yang ingin didengarkan sehingga pada akhirnya tidak memverifikasi benar atau salah. Ini juga menambah kericuhan di media," jelas Ikram.
BACA JUGA: KPU Mulai Berancang-ancang Hadapi Gugatan di MK
Di samping itu, Ikram juga menyarankan pemerintah untuk membuat aplikasi fake check untuk memudahkan masyarakat melihat mana berita benar dan bohong. (tan/jpnn)
Menurut Ikrama Masloman politik itu berbicara soal memperjuangkan kemaslahatan masyarakat.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Milenial dan Gen Z Dukung Luthfi-Yasin, Kaesang Sebut Kartu Zilenial Perluas Jaringan
- The Habibie Center Soroti Tantangan & Peluang Masa Depan Demokrasi
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada
- Nurdin Halid Sebut Poltracking Mengutamakan Objektivitas & Kejujuran