Peneliti Ecoton Ungkap Pengaruh Galon Air Minum Sekali Pakai bagi Lingkungan
jpnn.com, JAKARTA - Organisasi lingkungan Indonesia Ecoton menolak penggunaan kemasan plastik dan kemasan galon air sekali pakai.
Selain akan menghabiskan sumber daya alam, ada potensi yang lebih mengkhawatirkan lagi dari galon sekali pakai ini, yaitu kehadiran miroplastiknya.
Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto Nugroho melihat produsen air kemasan galon sekali pakai mencari kesempatan untuk menggunakan momentum pandemi Covid-19, dengan mengatakan produk mereka lebih hygienis.
Karena saat ini masyarakat sangat mengkhawatirkan kesehatannya.
“Produsen galon sekali pakai ini telah melakukan greenwashing seolah-olah dia peduli lingkungan, tetapi ternyata ketika ditelusuri lebih lanjut itu hanya klaim mereka supaya produk galon sekali pakai ini dibeli masyarakat. Padahal kalau karena masalahnya hygienis, galon guna ulang hygienis kok,” ungkapnya.
Andreas mengatakan bahwa cara yang paling benar dalam mengurangi sampah plastik adalah reduce (mengurangi) penggunaan plastik, kemudian reuse (menggunakan secara berulang) dan kalau sudah mentok baru recycle (mendaur ulang).
Kehadiran galon sekali pakai ini menunjukkan progam pengelolaan sampah yang digerakkan pemerintah selama ini melalui 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi sia-sia.
“Karena, dengan mengijinkan galon sekali pakai ini beredar di masyarakat, pola pikirnya masih mendahulukan recycle,” katanya.
Organisasi lingkungan Indonesia Ecoton menolak penggunaan kemasan plastik dan kemasan galon air sekali pakai.
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Pilih Kemasan Galon AMDK PC atau PET? Ini Kelebihan & Kekurangannya Menurut Pakar
- Ketum IKA SKMA Irwan Fecho Apresiasi Terbitnya Permen LHK yang Melindungi Pejuang Lingkungan
- PDIP Pilih Bikin Acara Kumpul dengan Pemulung, Daripada Sibuk Bermanuver Sambut Pilkada 2024
- Aktivis Lingkungan Memprotes Tambang di Musi Rawas Utara
- Polda Jateng Hentikan Kasus Pelaporan terhadap Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa