Peneliti ICW Enggan Komentari Dugaan Ibas Korupsi
jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S. Langkun enggan mengomentari dugaan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menerima aliran dana dari Grup Permai sebesar USD 200 ribu. Pemberian kepada Ibas dibeberkan oleh mantan anak buah M Nazaruddin, Yulianis.
Dalam catatan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai itu, pemberian uang kepada Ibas terkait dengan dana Kongres Partai Demokrat tahun 2010. "Jangan tanya saya soal itu (Ibas)," kata Tama usai diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (11/1).
Tama juga enggan berkomentar ketika disinggung soal perlunya KPK memeriksa Ibas. "Jangan tanya saya. Tanya ke KPK saja. Kalau pandangan saya, saya tidak tahu," pungkasnya.
KPK sudah memeriksa sejumlah kader PD dalam kasus dugaan penerimaan hadiah dalam proses perencanaan Hambalang atau proyek-proyek lainnya dengan tersangka Anas Urbaningrum. Mereka mengaku ditanya soal Kongres PD di Bandung tahun 2010 lalu yang mengantarkan Anas sebagai ketua umum di partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Namun demikian, KPK belum memeriksa Ibas terkait kasus itu. Padahal putra bungsu SBY tu duduk sebagai panitia pengarah (steering committee) dalam Kongres PD di Bandung tahun 2010.(gil/jpnn)
JAKARTA - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama S. Langkun enggan mengomentari dugaan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD), Edhie Baskoro
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Korupsi Dana PIP Universitas Bandung yang Merugikan Mahasiswa
- Jumlah Honorer Lulus PPPK 2024 Tahap 1 Sedikit, Sisanya Lebih Banyak
- Wamen Viva Yoga: AHY Ingin Transmigrasi Ideal jadi Pilot Project
- Wamentrans Viva Yoga Sebut Menko AHY Ingin Transmigrasi Ideal jadi Proyek Percontohan
- Honorer Database BKN Non-Formasi jadi PPPK Paruh Waktu, Tanpa Tunjangan
- Ini soal Nasib Honorer Tak Lolos CPNS 2024, Bisa Ikut Seleksi PPPK?