Peneliti LDII Yakin Kearifan Lokal Mampu Hadapi Krisis Pangan Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan efek perang antara Rusia dan Ukraina perlahan akan mulai terasa di berbagai belahan dunia.
Hal itu terlihat dari harga makanan berbahan gandum yang menunjukkan kenaikkan di Eropa dan Timur Tengah. Kenaikan harga minyak bumi juga turut memicu inflasi di berbagai negara.
“Krisis pangan ini belum terlalu terasa efeknya secara signifikan di tanah air, tetapi kita harus bersiap menghadapinya,” ujar KH. Chriswanto Santoso.
Ia mengingatkan perang kali ini menjadi alarm pentingnya kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan.
Walhasil, swasembada pangan bukan lagi jargon atau hanya cita-cita, tetapi jadi tujuan bangsa Indonesia.
Menurutnya, dukungan sumber daya alam dan iklim Indonesia, memungkinkan sepanjang musim untuk bercocok tanam merupakan modal yang tidak dimiliki sebagian besar negara di dunia.
KH Chriswanto juga mengatakan pangan yang menyentuh kelangsungan hidup rakyat Indonesia, saat ini terus diimpor.
Ia mencontohkan gula, beras, jagung, hingga kedelai yang merupakan komoditas asli Indonesia, bahkan dibudidayakan jauh sebelum Indonesia ada.
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan efek perang antara Rusia dan Ukraina perlahan akan mulai terasa di berbagai belahan dunia.
- Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian
- Rakornas LDII Rumuskan Penguatan Organisasi dan Sukseskan Pilkada 2024
- Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Kementan Targetkan Tambah Lahan Tanam 44.734 Ha di Jambi
- Peringati Hari Bhakti Adhyaksa-HUT RI, Kejagung dan LDII Kolaborasi Baksos
- Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global
- Jamintel: Program LDII Jadi Solusi Atas Krisis Kebangsaan Akibat Pengaruh Asing