Peneliti LDII Yakin Kearifan Lokal Mampu Hadapi Krisis Pangan Dunia
“Namun kenyataannya, hari ini masih diimpor karena produksi dan konsumsi tak imbang. Tempe yang jadi lauk sehari-hari kedelainya masih impor,” tegasnya.
Menurutnya, sejak 2018, ketahanan pangan dijadikan salah satu dari delapan program kerja utama LDII.
Ia mengingatkan, persoalan pangan menjadi sangat politis karena pangan bisa jadi alat penekan bangsa lain.
"Misalnya, negara produsen menolak ekspor dengan alasan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Dan itu bisa menyebabkan harga pangan global naik,” pungkasnya.
Komoditas seperti jagung dan kedelai, kerap pula diubah menjadi biodiesel. Isu bahan bakar tersebut, juga menyebabkan harga pangan dunia melambung.
Baca Juga: Dodi Sahputra Sudah Ditangkap, Bravo, Pak Polisi
“Kami mendorong ketahanan pangan dimulai dari unit paling kecil, yakni keluarga,” ujar KH Chriswanto Santoso.(dkk/jpnn)
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan efek perang antara Rusia dan Ukraina perlahan akan mulai terasa di berbagai belahan dunia.
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad
- Solidaritas Pangan Dunia: Program ‘Grain from Ukraine’ Membantu Negara Terdampak Krisis
- Indonesia Wilayah Paling Strategis, Ketum LDII: Kita Harus Siap Bela Negara
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Oknum Komdigi Terlibat Judol, Ormas Islam Ini Singgung Akhlak dalam Perekrutan ASN
- Warga LDII Diminta Netral, Bijak Menggunakan Hak Pilih di Pilkada
- Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian