Peneliti Medis Seharusnya Bersyukur, Bukan Malah Bersikap Nyinyir
"Mereka yang mencibir sebaiknya belajar dari Unair, BIN, dan TNI AD bahwa yang paling utama adalah tindakan konkrit untuk perubahan positif. Saatnya kita semua dituntut lebih banyak bertindak daripada sekadar nyinyir," katanya.
Boni juga berharap keberhasilan Unair, BIN, dan TNI AD terus didukung oleh semua elemen. Karena penelitian tersebut untuk kepentingan rakyat Indonesia. Bahkan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia.
Sebelumnya, pakar epidemiologi Dicky Budiman meragukan temuan Unair, TNI AD dan BIN.
Menurutnya, proses penciptaan obat dimaksud tidak menunjukkan tahapan yang gamblang dan transparan.
Pengajar di Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad juga menyatakan hal senada.
Menurutnya, dalam proses uji klinis peneliti harus memenuhi prinsip Good Clinical Practice (GCP) atau Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB).
Salah satunya menekankan pada pendokumentasian penelitian. “Ini yang sepertinya tidak tampak," ucapnya.(gir/jpnn)
Boni prihatin, sejumlah pihak meragukan temuan kandidat obat COVID-19. Seharusnya bersyukur bukan malah bersikap nyinyir.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- TNI AD Kerahkan Ratusan Personel untuk Membantu Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
- KSAD Jenderal Maruli Periksa Kesiapan Operasional Satuan Angkutan Air TNI AD
- Brigjen TNI Antoninho Sampaikan Pesan KSAD Tentang Netralitas Prajurit TNI AD Menjelang Pilkada Serentak 2024
- Ini Dukungan Bea Cukai ke TNI AD Demi Kelancaran Ikuti Kompetisi Menembak di Filipina
- ASABRI Jamin Para Purnawirawan Bisa Menikmati Masa Purnabakti dengan Tenang
- KSAD Jenderal Maruli Pimpin Wisuda Purnawira 160 Pati TNI AD