Peneliti Melbourne Manfaatkan Realitas Virtual Untuk Atasi Kecanduan


Fasilitas yang diberi nama BrainPark itu memanfaatkan neuroscience yang dipasangkan dalam program realitas virtual (VR) dan latihan intensitas tinggi untuk mendiagnosis dan mengobati orang-orang yang menderita gangguan kompulsif, tanpa menggunakan obat-obatan.
"Terapi virtual reality adalah pengubah keadaan bagi penyakit mental," kata Dr Rebecca Seagrave, Direktur BrainPark.
"Alat ini dapat menempatkan seorang dokter, klien dan kebiasaan mereka bersama-sama dalam zona kecanduan yang realistis, di mana mereka dapat bekerja untuk melatih kembali tanggapan baru terhadap ganja, alkohol, perjudian, atau amfetamin.
"Sekarang mereka memiliki seluruh perpustakaan dari situasi pemicu masalah kecanduan yang benar-benar sulit untuk diakses di dunia nyata, yang dapat tersedia di kantor seorang dokter hanya dengan jentikan sebuah saklar."
Kecanduan dapat diuji dalam lingkungan virtual
Melalui sistem realitas virtual, orang-orang yang menderita OCD yang terkontaminasi dapat menantang diri mereka sendiri untuk menghadapi pemicu mereka, dengan membuat dapur dan kamar mandi lebih kotor.
Pecandu judi dapat diuji di ruang aman dengan masuk ke tempat mesin poker tiruan.
"Kita dapat mengukur respons otak fisiologis manusia terhadap berbagai aspek perjudian dalam lingkungan virtual dan melihat aspek perjudian mana yang paling terlibat dalam perilaku kecanduan mereka," kata Dr. Seagrave.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya