Peneliti Sapi Australia Ingin Populerkan Jenis Senepol-Brahm

Peneliti daging ternak dari Departemen Industri Primer negara bagian Northern Teritory (NT) Australia menyatakan ingin mengubah persepsi di kalangan industri penggemukan sapi termasuk di Indonesia, terkait jenis sapi hasil persilangan Senepol dan Brahman.
Koordinator peneliti Tim Schatz kepada ABC mengatakan, selama ini ada persepsi kuat di kalangan pelaku eskpor-impor yang mendiskriminasikan jenis sapi hasil persilangan, dan lebih mengutamakan jenis Brahman.
"Persepsi ini menyatakan bahwa jenis Brahman lebih laku di Indonesia," kata Schatz.
Pemerintah NT telah meneliti manfaat persilangan Brahman dengan Senepol, dan bahkan telah mengirim hasilnya bersama dengan sapi Brahman biasa untuk digemukkan oleh pembeli di Indonesia.
Para peneliti kemudian mengikuti perkembangan kedua jenis sapi ini selama proses penggemukan 121 hari di Indonesia.
Hasilnya, menurut Schatzs, sapi jenis persilangan lebih gemuk 21 kg dibandingkan dengan sapi jenis Brahman biasa.
"Dalam usia 18 bulan, hewan ternak hasil persilangan ini bahkan 30 kg lebih berat dibandingkan jenis Brahman," katanya.
Dalam tingkat harga dewasa ini, katanya, kelebihan itu sama dengan sekitar 100 dolar tambahan nilai untuk setiap ekor sapi.
Peneliti daging ternak dari Departemen Industri Primer negara bagian Northern Teritory (NT) Australia menyatakan ingin mengubah persepsi.
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Angin Kencang Mulai Menghantam Pesisir Timur Australia
- Hal yang Perlu Disiapkan untuk Hadapi Cuaca Buruk, Seperti Siklon Alfred
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: Situasi Berbeda Timnas Indonesia dan Australia
- Kabar Australia: Hampir 100 Orang Tenggelam Sepanjang Musim Panas
- Peserta WHV Asal Indonesia yang Meninggal Dikenang Ayahnya Sebagai Orang Saleh