Peneliti Tasmania Uji Coba Teknologi Sonar Pantau Pencairan Es di Antartika
Para peneliti Tasmania optimistis, uji coba pertama di dunia yang menggunakan teknologi sonar untuk memetakan gletser Antartika –yang mereka lakukan -akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana lapisan es yang mencair.
Para peneliti dari Australian Maritime College (AMC) menggunakan sebuah perangkat yang diturunkan ke bawah air untuk mengirim sinyal sonar melalui sisi gletser untuk membantu memetakan struktur internal.
"Ini hampir seperti X-ray, ini menunjukkan kepada Anda di mana letak bagian-bagian keras dan lunak di dalam gletser ini," kata insinyur AMC, Isak Bowden-Floyd.
Ia menerangkan, "Ini akan melepaskan ledakan suara dan suara itu akan menembus melalui fitur dan ketika itu memukul fitur kerasnya, ia akan memantul dan ditangkap oleh penerima.”
"Jika ada respon keras, seperti air laut yang mungkin disebabkan oleh fraktur, itu akan memberikan indikasi persis di mana mereka berada dan seperti apa mereka terlihat," imbuhnya.
Tim peneliti menghabiskan satu bulan di atas kapal pemecah es ‘RV Araon’ milik Institut Penelitian Korea Polar, menguji coba teknologi itu di sepanjang Lidah Es ‘Drygalski’ di Antartika.
Lapisan es Antartika itu mencakup lebih dari 14.000.000 kilometer persegi dan penelitian menunjukkan, gletser mencair pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Saat ini, para ilmuwan menggunakan teknologi radar dari permukaan es untuk mencoba memahami apa yang ada di bawahnya.
Para peneliti Tasmania optimistis, uji coba pertama di dunia yang menggunakan teknologi sonar untuk memetakan gletser Antartika –yang mereka
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan