Peneliti TSRC Sebut Kompleksitas Pemilu 2024 Munculkan Fenomena Split-Ticket Voting

Peneliti TSRC Sebut Kompleksitas Pemilu 2024 Munculkan Fenomena Split-Ticket Voting
Ilustrasi warga menggunakan hak pilihnya pada Pemilu dan Pilpres 2024. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti The Strategic Research and Consulting (TSRC), Erry Setiawan menyebutkan kompleksitas Pemilu 2024 memunculkan fenomena menguatnya split- ticket voting di Indonesia. 

TSRC sendiri melakukan penelitian di dua daerah pemilihan yakni Jawa Timur V dan DKI Jakarta III terkait fenomena tersebut.

Dia menjelaskan kekuatan politik yang terkanalisasi pada 3 (tiga) poros ini berlangsung sengit dan dinamis. 

Menurutnya, ada empat faktor yang dapat menjelaskan penyebab dari menguatnya split-ticket voting.

Pertama, ialah efek kontaminasi. Erry menjelaskan dari hasil riset TSRC di dua dapil itu memperlihatkan bahwa tidak linier-nya pemilih partai politik dan pemilih Pilpres disebabkan karena efek kontaminasi. 

"Setiap caleg di semua tingkatan pemilihan selalu mempertimbangkan aspek kontaminasi apabila mengampanyekan pasangan capres-cawapres yang diusung oleh partai politiknya," kata Erry saat launching hasil riset "Menguatnya Split-Ticket Voting dalam Pemilu 2024- Tinjauan Strategis dan Dinamika Pemilu 2024 di Daerah Pemilihan Jawa Timur V dan DKI Jakarta III” secara daring, Jumat (17/5).

Dia menjelaskan jika capres-cawapres tersebut unggul di daerah pemilihannya, caleg tersebut cenderung masif mengampanyekan dengan harapan mendapatkan efek kontaminasi positif pada perolehan suara.

"Namun sebaliknya, apabila capres-cawares tidak unggul, caleg cenderung menghindar," tuturnya.

Peneliti TSRC Erry Setiawan menyebutkan kompleksitas Pemilu 2024 memunculkan fenomena menguatnya split- ticket voting di Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News