Peneliti UGM Kembangkan Baterai Nuklir, Masa Pakai 40 Tahun
jpnn.com, YOGYAKARTA - Para peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta telah mengembangkan purwarupa baterai nuklir sebagai sumber energi listrik.
Asisten peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Elly Ismail mengatakan, ide pengembangan baterai nuklir berawal dari upaya mencari sumber tenaga yang kecil namun tahan lama.
Dipilihnya baterai nuklir, lanjut Elly, karena memiliki daya yanh bisa bertahan hingga 40 tahun.
"Kalau baterai lithium itu setahun dua tahun sudah habis. Sedangkan baterai nuklir bisa sampai 40 tahun," kata dia, di Yogyakarta.
Baterai nuklir itu dikemas dalam bentuk tabung. Daya listrik yang dihasilkan dari baterai itu, jelas dia, berasal dari pancaran radiasi plutonium 238 yang dikonversi menjadi cahaya tampak. Kemudian, cahaya tampak ditangkap dengan foto voltaik atau sel surya menjadi energi listrik.
Menurut Elly, baterai itu memungkinkan digunakan di daerah terpencil sebagai sumber energi alat sensor yang mampu mendeteksi siapa saja yang melalui wilayah perbatasan Indonesia.
Ke depan, baterai nuklir memungkinkan digunakan sebagai sumber energi berbagai peralatan elektronik di Indonesia. "Asalkan teknologi kita sudah ukurannya mikro," demikian Elly Ismail.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim peneliti Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Yudi Utomo Imardjoko, menceritakan pengembangan prototipe baterai nuklir awalnya dibiayai oleh mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan.