Penelitian Hasanuddin Contact: 32 Persen Anak Remaja Merokok karena Iklan
jpnn.com - MAKASSAR - Hasanuddin Contact, lembaga yang berada di bawah naungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), menemukan bahwa sekitar 32 persen anak remaja merokok karena dipengaruhi oleh iklan di daerah ini.
"Dari hasil penelitian yang kami lakukan, Hasanuddin Contact, diketahui sekitar 32 persen anak-anak remaja merokok itu gara-gara iklan," kata Direktur Hasanuddin Contact Prof Dr dr Alimin Maidin di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (26/9).
Diketahui, lembaga ini dibentuk dengan tujuan memperluas pengendalian tembakau dan pencegahan penyakit tidak menular di Indonesia bagian timur.
Alimin di sela kehadirannya pada promosi Doktor Wahyuti, S.Sos, M. Kes yang mengangkat tema disertasi "Kepatuhan Masyarakat dan Ketertiban Stakeholder dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Jayapura" itu, mengatakan iklan merokok tersebut sebenarnya tidak boleh ada sekitar 500 meter dari lokasi yang ditetapkan sebagai KTR.
“Jadi, iklan rokok itu tidak boleh ada 500 meter dari lokasi sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, tempat atau taman bermain anak, kendaraan umum serta tempat-tempat tertentu yang merupakan KTR," ungkap Alimin.
Mencermati fenomena itu, kata dia, seharusnya pihak Pemerintah Kota Makassar mengambil sikap tegas terhadap pemasangan iklan rokok di lapangan.
Menurutnya, hal tersebut perlu disikapi cepat untuk menyelamatkan anak dan generasi muda yang otaknya bakal tidak berkembang karena pengaruh asap rokok.
“Seharusnya ada peraturan dan sanksi yang dikeluarkan wali kota untuk melindungi anak dan generasi kita," kata Alimin.
Hasanuddin Contact mengungkap hasil penelitian bahwa 32 persen anak remaja merokok karena terpengaruh iklan di daerah itu.
- Sekolah Cendekia Harapan Raih 7 Penghargaan Bergengsi, Hadirkan Pendidikan Berbasis Penelitian
- Pakar Sebut Migrasi BPA dari Galon ke Air Sulit Terjadi
- Stres di Tempat Kerja Picu Merokok? Kenali Gejalanya dan Alternatif Mengatasinya
- Kepala BPKH Fadlul Imansyah Raih Gelar Doktor di UI
- Future Lestari Pertemukan Simple Planet & Pemerintah Indonesia untuk Menekan Stunting
- Bangun Kapasitas Penelitian Klinis di Indonesia, Grup RS Siloam & SCRI Bersinergi