Penembakan Gamma, Reza Menilai Tindakan Aipda Robig Terkesan Lebih Mengerikan
"Saya pahami bahwa tragedi ini bermula dari road rage (kemarahan di jalan)," ucap penyandang gelar MCrim dari University of Melbourne Australia itu.
Reza menjelaskan bahwa road rage sebetulnya bisa disebut sebagai peristiwa biasa. Ada pengemudi yang, gara-gara konflik di jalan raya, meluapkan amarahnya dengan main klakson sejadi-jadinya.
Ada pula luapan kemarahan dengan menggeber gas kendaraannya berulang. Atau sebatas mengeluarkan sumpah serapah.
"Yang menakutkan, ada pengemudi yang menodongkan senjata api ke 'lawan'-nya," tutur Reza.
Parahnya, kata dia,mengacu kronologi yang disampaikan Propam Polda Jateng terkait penembakan siswa SMKN 4 Semarang, Aipda Robig justru secara sengaja melakukan tembakan ke arah orang yang telah memepetnya.
"Tidakkah itu bisa dimaknai sebagai -setidaknya- pembunuhan?" kata Reza mempertanyakan.
Dia pun membayangkan empat unsur berikut ini terkait kejadian itu. Pertama, apabila penembakan diarahkan secara selektif dan spesifik ke target tertentu.
Kedua, apabila pada jeda waktu antara momen pemepetan dan penembakan, Aipda RZ membangun niat untuk menembak target spesifik sebagai aksi pembalasan.
Reza Indragiri menilai tindakan Aipda Robig Zaenudin terkait penembakan Gamma, siswa SMKN 4 Semarang terkesan lebih mengerikan.
- Guru Supriyani Diperiksa Propam soal Permintaan Uang Rp 50 Juta oleh Oknum Polisi
- Pakai Pistol CDP Revolver, Aipda Robig Tembak Mati Siswa SMK di Semarang
- Penjelasan Polda Jateng soal Proyektil yang Masih Bersarang di Usus Gamma
- Pria Disabilitas Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Sahroni: Tangani Secara Objektif
- Fakta Baru Ekshumasi Jenazah Gamma, Ada Proyektil di Usus, Keluarga Tidak Tahu
- 5 Berita Terpopuler: PPPK Paruh Waktu Masih jadi Pertanyaan Besar, Ada Kejutan yang Bikin Bahagia, Wow