Penembakan Las Vegas, Standar Keamanan Konser Jadi Sorotan
jpnn.com, LAS VEGAS - Penembakan di tengah konser Route 91 Harvest Festival di Las Vegas Strip pada Minggu malam (Senin WIB, Red) sungguh menyisakan trauma mendalam.
Penembakan itu terjadi selang empat bulan setelah insiden bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Mei lalu.
Publik ketakutan. Event hiburan makin mudah menjadi ladang pembantaian.
Berdasar analisis organisasi yang bergerak di manajemen acara publik, Crowd Management Strategies, acara hiburan live (konser, gala premiere, dan sejenisnya) adalah lubang hitam dalam masalah keamanan.
Ada figur kuat seperti musisi dan ribuan penonton yang berkumpul. Apalagi jika acara hiburannya diadakan secara outdoor. Penonton menjadi target mudah terorisme.
’’Deretan kasus –mulai Manchester, Bataclan, dan lainnya– menunjukkan banyak promotor yang gagal menyediakan persiapan darurat, keamanan, dan pengendalian massa yang layak,’’ tegas Paul Wertheimer, ketua organisasi tersebut, sebagaimana dikutip USA Today.
Wertheimer menyebut, salah satu kunci penyebab tingginya jumlah korban adalah seat plan untuk kelas festival. Tidak ada lorong maupun penunjuk arah.
Konsentrasi penonton di area itu juga tinggi. ’’Seluruh penonton (di kelas festival, Red) keluar bersamaan tanpa arahan dan petunjuk,’’ ujarnya.
Seringnya ajang hiburan jadi sasaran teror memunculkan wacana perombakan standar keamanan event hiburan
- Dikta Wicaksono dan Band RIF Meriahkan Romansa Dua Belas
- Begini Jawaban Linkin Park Soal Kemungkinan Konser Di Indonesia
- bank bjb Beri Kemudahan Kawula Muda Menikmati LaLaLa Festival di Jakarta
- Intur 2024 Sukses Hadirkan Keistimewaan Kearifan Budaya Lokal Berpadu Seni Masa Kini
- Midea Run to Party Kampanyekan Gaya Hidup Sehat dan Dukung Industri Musik
- Peringati HUT RI, Kominfo Gelar Konser Musik Voice of Nusantara