Penemu Cat Aksritex itu Ternyata Seorang Guru
Minggu, 23 Desember 2018 – 17:09 WIB
jpnn.com, SIDOARJO - Semangat Nanik Rasidah patut ditiru. Perempuan yang berprofesi sebagai guru di SMPN 3 Taman itu terus berkreasi hingga menemukan jenis cat kain baru yang telah dipatenkan: Aksritex. Dia juga banyak terlibat dalam kegiatan ekonomi kreatif. Wajar jika dia menyabet penghargaan Citra Wanita Kartini pada 2017.
Motif bunga tersebut merupakan hasil karya olesan Nanik. Uniknya, cat yang dituangkan merupakan buatan sendiri. Warna yang dihasilkan cerah dan tidak luntur saat dicuci. Biasanya, warna cat pada kain terasa kaku. Namun tidak dengan cat tersebut. Rasanya lembut di tangan. Namanya Aksritex. Cat untuk kain, poster, dan kaca. ''Alhamdulillah sudah dipatenkan. Awalnya kain saja, tapi saya kembangkan,'' katanya.
Keunggulan lain, lanjut Nanik, Aksritex baik digunakan anak karena bersifat ramah lingkungan. Dia mencontohkan saat belajar seni tekstil. Siswa mengoleskan warna pada kain. Biasanya, cat akan mengenai kulit dan susah hilang. Aksritex beda. Sekali bilas dengan air, bekas cat akan hilang. ''Sifatnya hanya menyerap pada kain,'' jelasnya.
Karena temuan cat jenis baru miliknya, guru SMPN 3 Taman itu menarik perhatian sekolah lainnya. Banyak guru seni budaya dan keterampilan (SBK) yang memesan Aksritex untuk uji latihan dan praktik seni tekstil. Menurut dia, cat itu cukup efisien karena murah ''Rp 22 ribu bisa dapat 10 warna. Eceran maupun grosir bisa,'' tuturnya. Atas dedikasinya, warga Kelurahan Kemasan, Krian, tersebut mendapat penghargaan Citra Wanita Kartini 2017 dari Bupati Saiful Illah di bidang ekonomi kreatif. Nanik mengatakan, Aksritex banyak diminati sekolah. Bahkan, ada warga Kalimantan yang pesan. ''Ada 44 SMPN di Sidoarjo dan semuanya pakai ini,'' lanjutnya.
Dalam pengembangannya, Nanik tidak hanya menggunakan Aksritex untuk melukis kain dan poster. Kali ini dia juga mengoleskan hiasan dalam bentuk papan kayu dan aluminum. Di SMPN 3 Taman tempat dia mengajar, siswa membuat lukisan rambu. Hasilnya ditempel di sekitar sekolah. ''Batu juga,'' tambahnya.
Baca Juga:
Tidak lama kemudian, Nanik bangkit. Ketika kelas II, dia mengumpulkan hasil karya bunga dari kertas. Jenisnya mawar. Guru langsung melirik bunga tersebut dan menunjukkannya ke seisi ruangan bahwa hasil itu terbaik. Semangat Nanik pun membara untuk terus berkarya.
Secara otodidak, Nanik hanya melihat tetangganya membordir, lalu mempraktikkannya. Hasilnya diperjualbelikan
BERITA TERKAIT
- Perkumpulan Penulis Indonesia ALINEA Menggaungkan Isu Lingkungan dengan Wahana Kreatif
- Cerita Bagas Dribble, Kreator yang Sukses lewat Konten Komedi
- Bale Kreasi Berpotensi Membangun Ide Usaha Pemuda Nganjuk
- Ide Kreatif Daur Ulang Botol Plastik Jadi Kerajinan Berguna, Mudah Dipraktikkan!
- Angga Titin
- Para Guru Bisa Buat Media Belajar Kreatif melalui Aplikasi Ini