Penemuan Kuwat

Oleh Dahlan Iskan

Penemuan Kuwat
Dahlan Iskan di ruang perawatan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Surabaya. Foto: disway.id

Prof Kuwat memang dikenal punya banyak penelitian yang berat-berat. Setelah lulus UGM, Kuwat melanjutkan ke ITB. Dengan tesis Prototype of Pattern Recognition System in Electronic Nose Base on Artificial Neural Network.

Dari ITB, Kuwat melanjutkan program doktor ke Jepang. Ke Kyushu University. Dengan disertasi: Heterojunction Organic Photovoltaic Based on Phthalocyanine and Perylene.

Grup penelitiannya berada di kelompok fisika material, elektronika hidung dan mulut dan instrumentasi.

Prof Kuwat selalu mengajak dokter satu ini di setiap penelitiannya: Dokter Dian. Semula, dr Dian saya kira perempuan.

Ternyata laki-laki. Terlihat dari nama terakhirnya: Dian Kesumapramudya Nur Putra. Ia dokter spesialis anak. Pintar sekali.

Penelitian pertama Kuwat-Dian adalah di penyakit TBC, infeksi mulut sampai ke penyakit akibat narkotika. Itu tahun 2016. Sampai sekarang masih berlanjut.

Lalu ada juga penelitian di bidang yang lebih mendesak: penyakit lumpuh layu. Yang biasanya baru ketahuan setelah dewasa. Lantas tidak bisa tertolong. "Padahal harusnya bisa diketahui ketika masih anak-anak," ujar Prof Kuwat.

Ketika ada pandemi, penelitian itu diarahkan juga ke Covid-19. Dengan bantuan Badan Intelijen Negara (BIN). Sampai berhasil sekarang ini.

Penemuan Prof Kuwat ini akan menyelesaikan banyak hal. Bayangkan, 5 menit selesai, biayanya hanya Rp 35.000-an. Begitu murah dibanding PCR yang ratusan ribu rupiah itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News