Penerbangan Nonreguler Tumbuh Minim
Selasa, 05 Juli 2011 – 11:22 WIB
Ketua INACA (Indonesia National Air Carriers Association) Wismono Nitidihardjo menuturkan, pertumbuhan dan perkembangan penerbangan tidak berjadwal di Indonesia masih terkendala beberapa faktor, termasuk jumlah pilot. Menurutnya, minat menjadi pilot penerbangan tidak berjadwal masih kurang karena penghasilannya lebih kecil dibanding bekerja di maskapai penerbangan berjadwal.
Baca Juga:
Faktor penghambat lainnya adalah tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia yang masih rendah, terbatasnya Inspector (pengawas), belum adanya regulasi khusus mengenai penerbangan tidak berjadwal, agrobisnis yang belum maju, ruang lingkup penerbangan tidak berjadwal yang masih terbatas, dan infrastruktur yang kurang memadai. "Jumlah bandara saja baru 187," ujarnya.
Kepala Subdirektorat Pengembangan dan Usaha Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Djoko Murjatmodjo menjelaskan, angkutan udara tidak berjadwal terdiri dari affinity group (rombongan tertentu dengan maksud dan tujuan sama, tapi bukan wisata), inclusive tour charter, own use charter, air taxi dan kegiatan angkutan udara tidak berjadwal lainnya. "Ruang lingkupnya cukup banyak," katanya.
Dia menambahkan, penerbangan tidak berjadwal tetap harus mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh otoritas penerbangan. "Pemegang izin angkutan udara bukan niaga dilarang melakukan kegiatan angkutan udara niaga, kecuali atas izin menteri. Izin diberikan pada daerah tertentu dengan memenuhi persyaratan tertentu dan bersifat sementara," jelasnya. (wir/fat)
JAKARTA - Kementerian Perhubungan memperkirakan sektor penerbangan tidak?berjadwal/nonreguler (privat, charter dll) hanya akan tumbuh 2-3 persen
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi