Penerbitan Surat Berharga Negara Gencar, Gerak Perbankan Terbatas
jpnn.com, JAKARTA - Ruang gerak perbankan semakin terbatas seiring penerbitan surat berharga negara (SBN) yang semakin gencar.
Pemerintah sudah mengambil langkah agresif dalam menarik pendanaan pada awal tahun ini.
Hingga Februari, sudah ada dua obligasi ritel yang ditawarkan pemerintah. Yakni, Saving Bond Ritel SBR005 dan Sukuk Tabungan ST-003.
Sebelumnya, SBR005 menyerap dana Rp 4 triliun dari pasar. Kini ST-003 masih berada dalam masa penawaran hingga 20 Februari mendatang.
Pemerintah sendiri masih berencana menerbitkan delapan obligasi ritel hingga akhir tahun.
Ekonom Indef Aviliani mengatakan, ada risiko pengetatan likuiditas di perbankan dengan adanya obligasi ritel tersebut.
’’LDR (loan to deposit ratio) BUKU (bank umum kelompok usaha) IV sudah 97 persen, BUKU III sudah 103 persen. Itu menunjukkan kecenderungan ekspansinya menjadi sangat terbatas kalau tidak ada sumber dana,” kata Aviliani, Minggu (10/2).
Apalagi, tahun ini pemerintah memberikan imbal hasil obligasi ritel yang cukup tinggi dengan kupon 8,15 persen per tahun.
Ruang gerak perbankan semakin terbatas seiring penerbitan surat berharga negara (SBN) yang semakin gencar.
- Bank Mandiri Dukung Penguatan Gizi Nasional Lewat Kredit Pertanian hingga Pengolahan Pangan
- Menteri BUMN: Kalau Bisa BTN jadi Megabank yang Memberikan Solusi Perumahan
- Efek PPN 12 Persen, 3 Jenis Kredit Perbankan Ini Bakal Naik
- Strategi BNI Perkuat Bisnis Konsumer & Korporasi untuk Perekonomian Sepanjang 2024
- Tolong Disimak, Perbankan Diminta Blokir 8.500 Rekening Judi Online
- Jamkrindo Bantu Pelaku UMKM yang Sulit Dapat Akses Modal Perbankan