Penerima Money Politics Bisa Dijerat UU Pencucian Uang
Minggu, 26 Februari 2012 – 15:15 WIB
JAKARTA - Pakar Hukum Pidana dari Universitas Indonesia (UI), Ganjar Laksamana, menyatakan para penerima dana dalam even pemilihan-pemilihan ketua umum partai politik, bisa dijerat dengan dua undang-undang sekaligus, yakni UU Antikorupsi dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
"Namun yang paling efektif dari semua pasal yang bisa dikenakan para penerima uang itu adalah pasal tindak pidana pencucian uang. Sementara pasal suap dan korupsi mengisyaratkan satu bukti tentang motif pemberian uang dan asal usul uang tersebut," kata Ganjar Laksmana, di Jakarta, Minggu, (26/2).
Dalam kasus kongres Partai Demokrat (PD), atau kongres partai lainnya, kader partai semestinya menanyakan asal uang yang diterimanya dari kubu salah satu kandidat. Karenanya, kata Ganjar, penerima uang tidak bisa berkilah bahwa mereka hanya menerima uang tanpa menanyakan asal-usul uangnya.
“UU Pencucian uang menghendaki agar uang itu jelas asal usulnya. Jangankan dalam kongres, seorang penjual mobil harus menanyakan sumber uang pembeli darimana," tegasnya.
JAKARTA - Pakar Hukum Pidana dari Universitas Indonesia (UI), Ganjar Laksamana, menyatakan para penerima dana dalam even pemilihan-pemilihan ketua
BERITA TERKAIT
- Quick Count Poltracking: Egi-Syaiful Sementara Unggul dengan 68,08 Persen, Suasana Haru di Posko Kemenangan
- Pilgub Sumsel 2024: Herman Deru-Cik Ujang Unggul Telak dari Eddy-Riezky dan Mawardi-Anita
- Hasil Hitung Cepat, Pramono-Rano Menang 1 Putaran di 5 Lembaga Survei
- Pramono Singgung Anies Hingga Ahok Setelah Unggul Dalam Penghitungan Suara
- Kapolda Banten Langsung Tangani Insiden TPS Roboh Ketika Pencoblosan
- Hasil Hitung Suara di TPS Tempat Pram Mencoblos, Paslon Nomor 3 Menang Telak