Penerima Nobel Desak Rusia Bebaskan Aktivis Greenpeace
jpnn.com - MOSKOW - Penahanan 30 aktivis Greenpeace oleh Rusia mengundang keprihatinan sebelas peraih Nobel Perdamaian. Kamis (17/10) para nobelis itu mendesak Presiden Vladimir Putin mencabut dakwaan berat tentang pembajakan terhadap para aktivis yang tiba di Rusia dengan kapal berbendera Belanda tersebut.
Melalui surat resmi, para pemenang Nobel Perdamaian itu meminta Putin memikirkan kembali aksinya yang memantik kritik dari dalam dan luar negeri tersebut. "Kami menulis surat ini supaya Anda bersedia membatalkan dakwaan pembajakan terhadap 28 aktivis Greenpeace beserta seorang fotografer freelance dan seorang videografer freelance yang ikut dalam rombongan," tulis mereka.
Sebelas nobelis itu berharap Putin bisa menyelaraskan aksinya dengan hukum Rusia dan hukum internasional. "Kami yakin Anda pun memiliki pedoman yang sama dengan kami mengenai aksi protes damai. Bahwa kita harus menghargai aspirasi yang disampaikan secara baik-baik," papar tokoh-tokoh dunia tersebut dalam dokumen resmi yang disebarluaskan Greenpeace itu.
Uskup Afrika Selatan Desmond Tutu dan mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta termasuk dalam rombongan sebelas penerima Nobel Perdamaian yang mengkritik Putin. Menurut mereka, dakwaan pembajakan terhadap para aktivis itu terlalu berat. Apalagi ancaman hukuman pembajakan di Rusia yang bisa mencapai maksimal 15 tahun penjara.
Bulan lalu 28 aktivis dan dua peliput freelance itu tiba di Rusia. Mereka memprotes pengeboran minyak di kawasan Arktik yang membahayakan lingkungan hidup. Saat ini para aktivis yang berasal dari 18 negara tersebut berstatus tahanan. Sampai akhir November nanti mereka menjadi tahanan tanpa pengadilan di Rusia.
Kemarin Tutu dan sepuluh pemenang Nobel Perdamaian yang lain kembali menegaskan bahaya yang akan muncul jika pengeboran minyak di Arktik itu berlanjut. "Aktivitas tersebut bakal memicu terjadinya bencana yang luar biasa bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," tandas mereka. Menurut para nobelis itu, wajar para aktivis Greenpeace memprotes pengeboran minyak di wilayah Rusia tersebut. (AFP/AP/hep/c9/dos)
MOSKOW - Penahanan 30 aktivis Greenpeace oleh Rusia mengundang keprihatinan sebelas peraih Nobel Perdamaian. Kamis (17/10) para nobelis itu mendesak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon