Penerimaan Migas Tergerus Subsidi
Jumat, 18 Mei 2012 – 04:46 WIB
JAKARTA - Penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, subsidi energi atau bahan bakar minyak dan listrik juga bertambah setiap tahunnya. Kondisi ini menyebabkan penerimaan migas tergerus subsidi, sehingga tidak dapat digunakan secara optimal untuk kebutuhan pembangunan nasional yang lebih produktif, seperti pembangunan infrastruktur. "Tahun ini dari perbaikan beberapa harga gas domestik dan ekspor penerimaan akan naik setidaknya Rp 6 triliun," katanya dalam diskusi bertajuk Membangun Kemandirian dan Ketahanan Energi Untuk Mendukung Pembangunan Nasional di Jakarta, Rabu (16/5).
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Gde Pradnyana mengatakan, pihaknya terus berusaha meningkatkan penerimaan negara dari sektor migas. Salah satu faktor meningkatnya penerimaan disebabkan naiknya harga minyak dunia. Namun, BP Migas juga melakukan berbagai upaya, seperti efisiensi biaya operasional melalui pengawasan berlapis.
Baca Juga:
Dalam lima tahun terakhir, return on investment di Indonesia cukup menarik dengan rata-rata 60 persen bagian negara, 16 persen pendapatan bersih kontraktor, sisanya untuk biaya operasi. Selain itu, BP Migas ditunjuk pemerintah untuk meningkatkan harga jual gas bumi.
Baca Juga:
JAKARTA - Penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, subsidi energi atau bahan
BERITA TERKAIT
- Konsisten Terapkan Keterbukaan Informasi, BNI jadi BUMN Informatif versi KIP
- Anak Buah Prabowo Yakin 2025 Indonesia Bebas dari Impor
- Gen Z dan Milenial Punya Gaya Cicilan Berbeda, Ini Tips dari Insight Investments
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Ini 15 Stimulus Kebijakan Ekonomi Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat di 2025
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 Desember Merosot, Jadi Sebegini