Penerimaan Pajak Tahun Depan Diprediksi Merosot
’’Di Indonesia ada 250 juta penduduk, jumlah tax officer-nya harus seratus ribu kalau mau seperti Singapura. Realitanya hanya delapan ribu yang lulus akuntansi. Setiap satu account representative menangani tiga sampai empat ribu orang. Jadi, asetnya nggak mungkin bisa benar-benar diperiksa satu-satu,’’ papar Chatib.
Hal lain adalah masih rendahnya kepercayaan wajib pajak (WP) terhadap pemerintah, khususnya DJP.
Mereka ragu apakah pajak yang dibayarkan dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah.
Hal itu menjadi salah satu faktor rendahnya realisasi dana repatriasi.
Hambatan lain adalah risiko nilai tukar jika mereka menaruh uangnya di Indonesia.
’’Ada risiko uncertainty dari policy pemerintah. Karena itu, wajib pajak hanya declare dengan tarif dua persen, tapi uangnya nggak mau dikembalikan (ke Indonesia, Red),’’ urainya.
Untuk itu, Chatib meminta pemerintah memprioritaskan perluasan basis dari program pengampunan pajak.
Sebab, menjelang berakhirnya periode kedua tax amnesty, jumlah tambahan WP dari program tersebut baru 19 ribu orang.
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemerintah harus waspada terhadap penerimaan pajak tahun depan. Sebab, tahun ini penerimaan
- Gen Z dan Milenial Punya Gaya Cicilan Berbeda, Ini Tips dari Insight Investments
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Ini 15 Stimulus Kebijakan Ekonomi Pemerintah untuk Kesejahteraan Masyarakat di 2025
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 Desember Merosot, Jadi Sebegini
- Penuhi Kebutuhan Nataru, PLN Indonesia Power Siapkan Ribuan Personil Siaga
- Ada Diskon Tarif Tol Saat Nataru, Cek Perinciannya