Penetapan Perwira TNI-Polri sebagai Pj Kepala Daerah Sebuah Kemunduran
jpnn.com, MAKASSAR - Pengamat kebijakan publik Universitas Hasanuddin Makassar Amril Hans meminta pemerintah mempertimbangkan kapasitas birokrat dalam penetapan Penjabat atau Pj. Kepala Daerah.
Pendapat itu disampaikan Amril sebagai kritik terhadap pemerintah yang memilih menempatkan perwira TNI-Polri untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di daerah.
"Apabila paradigma menempatkan posisi itu kepada pejabat TNI/Polri aktif sebagai pemimpin daerah demi alasan stabilitas negara, berarti ini suatu kemunduran," kata dosen FISIP Unhas tersebut di Makassar, Jumat (27/5).
Amril menilai persoalan pemerintahan tidak semata-mata penanganan stabilitas keamanan, tetapi lebih pada pencapaian kesejahteraan masyarakat.
"Kondisi saat ini, sudah banyak birokrat yang tidak diragukan lagi kapasitas dan kemampuannya dalam pemerintahan," ucapnya.
Menurut Amril, inti dari pemerintahan adalah pelayanan publik sehingga bidang inilah yang perlu menjadi fokus, bukan kekhawatiran soal ketidakstabilan keamanan.
Terlebih lagi masyarakat sekarang sudah makin melek dalam melihat situasi dan kondisi yang ada sehingga tidak boleh lagi didikte dengan pendekatan "kekuatan" atau "kekuasaan".
Oleh karena itu, kata Amril, pengambilan keputusan menempatkan posisi TNI/Polri aktif sebagai Pj. Kepala Daerah hendaknya dipertimbangkan sematang-matangnya, agar pengambilan kebijakan ke depan tidak menimbulkan persoalan baru.
Penetapan pejabat TNI-Polri sebagai Pj Kepala Daerah dikritik pengamat kebijakan publik Unhas Amril Hans. Dia menyebut langkah itu sebuah kemunduran.
- TNI-Polri Bersinergi Jaga Situasi Kondusif & Mewujudkan Pilkada Damai di Sumsel
- 14 Pj Kepala Daerah Akan Diganti, 4 Orang karena Kinerjanya
- Permintaan Pakar Intelijen Kepada TNI-Polri Terkait Kunjungan Presiden Prabowo ke Luar Negeri
- ASDP Berikan Beasiswa Pendidikan Bagi Putra & Putri TNI-Polri, Sebegini Jumlahnya
- Irjen Roycke: TNI-Polri Kompak Mengamankan Pilkada Serentak 2024
- TNI-Polri Kerahkan 115.000 Personel Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran, Ada Potensi Ancaman?