Penetapan Tersangka Hasto Bernuansa Kriminalisasi, Pernyataan Ketua KPK Buktinya

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli menyebut penetapan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sekjen parpolnya Hasto Kristiyanto memang kental muatan politisasi dan kriminalisasi.
Terlebih, kata dia, setelah muncul pernyataan Ketua KPK Setyo Budiyanto saat mengumumkan Hasto tersangka dalam kasus suap pergantian antarwaktu Harun Masiku.
"Setelah menyimak keterangan Ketua KPK Setyo Budiyanto terkait penetapan Sekjen PDI Perjuangan sebagai tersangka maka semakin muat dugaan kriminalisasi dan politisasi kasus ini," kata Guntur Romli melalui layanan pesan, Rabu (25/12).
Dia merasa ganjil dengan ucapan Setyo saat menetapkan tersangka ke Hasto dengan menggiring narasi status Harun Masiku sebagai orang Toraja, tetapi menjadi caleg 2019 di Daerah Pemilihan Sumatera Selatan.
"Ini alasan yang jelas mengada-ada, bahkan ngawur-sengawurnya," kata Guntur Romli.
Pria yang aktif di media sosial itu menyebut tidak ada aturan seorang caleg ditempatkan harus berdasarkan suku atau asal daerah.
Dia mencontohkan Adian Napitupulu yang bersuku Batak bisa menjadi jadi caleg di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kemudian, lanjut Guntur Romli, sosok seperti Fadli Zon yang bersuku Minang bisa pula ditempatkan di Bogor, Jawa Barat.
Juru bicara PDI Perjuangan Mohamad Guntur Romli mengungkap bukti kriminalisasi lekat dari penetapan tersangka terhadap Hasto Kristiyanto.
- KPK Tetapkan 5 Tersangka Korupsi Kredit LPEI, Kerugian Rp11,7 Triliun
- Usut Kasus Pajak, KPK Panggil Bos PT Wildan Saskia Valasindo dan Bahari Buana
- KPK Absen Sidang Praperadilan, Pengacara Hasto: Semoga Ini Bukan Akal-akalan
- KPK Panggil Ferry S Indrianto terkait Kasus Korupsi Barang dan Jasa Perkeretaapian
- Perintah Bu Mega, Kepala Daerah dari PDIP yang Belum Retret Ikut Gelombang Kedua
- Ima Mahdiah Sebut Proyek 100 Persen Air Bersih Jadi Quick Wins Pramono-Rano