Penetrasi Perdagangan Online Dinilai Masih Rendah

Penetrasi Perdagangan Online Dinilai Masih Rendah
Ilustrasi Tokopedia. Foto: Tokopedia

“Semua ini tak dapat dilepaskan dari harga smartphone yang semakin terjangkau disertai perbaikan infrastruktur operator telekomunikasi,” imbuh William.

Potensi besar perdagangan daring juga didukung oleh peningkatan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) beserta tingkat pendapatan mereka.

BPS mencatat rasio usia produktif mencapai 64 persen dari total penduduk. Sementara pendapatan per kapita atau rata-rata orang Indonesia naik menjadi Rp 47,96 juta per tahun.

Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat potensi perdagangan daring dari sisi transaksi pada 2014 baru mencapai USD 12 miliar.

Karena berbagai faktor, nilai ini pun meningkat menjadi kisaran USD 20 miliar pada tahun lalu.

Kendati begitu, nilai ini masih kecil dibandingkan Tiongkok yang mencatat transaksi perdagangan daring sebesar Rp 6.000 triliun.

“Meskipun memiliki potensi besar dari sisi pengguna internet, pengguna smartphone, hingga peningkatan jumlah penduduk usia produktif disertai pendapatan, penetrasi perdagangan daring nyatanya masih rendah,” kata William.

Indonesia e-Commerce Association memperkirakan pangsa pasarnya masih di bawah satu persen. Itu artinya masih ada ruang untuk meningkatkan persentase ini.

Diskursus perihal pengaruh perdagangan daring (online) terhadap penurunan daya beli masyarakat mengemuka beberapa waktu lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News