Pengabdian Dokter Monalisa, Pernah Terpeselet dan Jatuh ke Sungai
Namun perjuangannya tidak disitu saja, mereka belum sampai di Jorong Partamuan. Dari Jorong Muaro, Monalisa dan timnya harus menaiki perahu tempel mengarungi Hulu Batang Kampar.
Saat itu arus Hulu Batang Kampar cukup deras. Untuk sampai ke Jorong Partamuan butuh waktu satu jam dengan perahu.
Jika tidak hati-hati dan berpegangan kuat pada bibir perahu, bisa-bisa dia dan tim lainnya terlempar ke arus deras Batang Kampar.
Namun baginya, tugas dan tanggung jawab harus ditunaikan, karena itu sudah menjadi kewajibannya.
“Apapun yang terjadi, menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan adalah nomor satu bagi kami,” ujar wanita kelahiran 22 Februari ini.
Baginya, untuk memberikan pelayanan kesehatan di Jorong Partamuan dan beberapan jorong lainnya seperti Pangian dan Rotangetah sifatnya tidak bisa menunggu.
”Kita harus jemput bola. Jika tidak, warga tidak akan bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Tidak mungkin warga kita suruh datang ke Puskesmas, itu akan menambah biaya mereka, sedangkan mereka hanya hidup bertani,” ujarnya.
Untuk sampai ke Jorong Partamuan biaya yang dikeluarkan bisa cukup besar begitupun sebaliknya. Jika warga Partamuan bepergian keluar dari kampung tentu akan memakan biaya yang besar juga.
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara