Pengabulan JC AKP Robin Bisa Membongkar Pemain Kasus di KPK, seperti Lili Pintauli

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) meminta KPK mengabulkan permohonan justice collaborator atau JC dari terdakwa AKP Stepanus Robin Pattuju.
Dengan mengabulkan JC AKP Robin, lembaga antirasuah tersebut bisa membongkar siapa saja pihak-pihak yang bermain kasus di internalnya.
"Tentunya ini akan makin memudahkan proses penegakan hukum terhadap dugaan kongkalikong, dugaan pemufakatan jahat dalam rangka mengurusi perkara-perkara yang ditangani KPK," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman dalam keterangan yang diterima, Rabu (24/11).
Menurut Boyamin, kasus yang menjerat eks penyidik KPK itu berawal dari pengusutan dugaan jual beli jabatan yang dilakukan Wali Kota nonaktif Tanjungbalai M Syahrial.
Tak mau berkasus, Syahrial menghubungi Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin dan meminta perlindungan dari oknum KPK, salah satunya Robin.
Oleh karena itu, Boyamin meyakini pengetahuan Robin sangat penting bentuk membantu KPK mengungkap pihak lain yang lebih kuat yang diduga ikut terlibat bermain kasus.
Boyamin menilai AKP Robin juga telah memberikan kisi-kisi mengenai pengakuannya terkait dengan komunikasi antara pimpinan KPK dengan pihak berperkara.
"Maksudnya, yang didengar Robin adalah terkait dengan dugaan komunikasi antara M Syahrial dan Ibu Lili Pintauli Siregar, wakil ketua KPK," jelas Boyamin.
MAKI meminta KPK mengabulkan justice collaborator atau JC terdakwa AKP Stepanus Robin Pattuju. Keterangan Robin penting guna membongkar pemain kasus di KPK.
- Wasekjen Pasbata: Praperadilan Ditolak Bukti Tak Ada Politisasi di Kasus Hasto
- Megawati Larang Kader PDIP Ikut Retret, Kritik Efriza Menohok Banget
- Respons Ketua KPK soal Desakan Hasto agar Memeriksa Keluarga Jokowi
- KOMIK Apresiasi Langkah KPK Tahan Hasto Kristiyanto
- Analisis Kasus Tom Lembong dan Hasto, Eks Wakapolri Sebut KUHAP Sudah Mati
- Laporan Skandal Suap Pemilihan Pimpinan DPD, KPK akan Klarifikasi 95 Senator