Pengacara dan Polisi di Bali Bantah Klaim Pemerasan Seleb Medsos Australia
Firma hukum di Bali membantah klaim pemerasan yang disampaikan seorang influencer media sosial (medsos) dan model asal Adelaide, Australia, Tori Ann Lyla Hunter.
Di akun medsosnya, Hunter yang sempat ditahan 4 hari di Bali mengaku ia diperas oleh polisi dan pengacara setempat hampir senilai $ 40.000 (atau setara Rp 400 juta), jumlah yang ia bayarkan untuk kebebasannya dari penjara di Pulau Dewata itu.
Poin utama:
- Firma Legal Nexus di Bali membantah klaim pemerasan yang ditulis Tori Hunter di medsos-nya
- DFAT telah mengonfirmasi pihaknya telah membantu seorang perempuan Australia di Bali
- Hunter mengklaim bahwa pihak berwenang di Indonesia mengiranya "berduit"
Hunter, 25, ditahan di Bali empat hari atas tuduhan kepemilikan obat yang dianggap terlarang di Indonesia.
External Link: Postingan Tori Ann Lyla
Jupiter Lalwani dari firma hukum Legal Nexus di Bali, yang menangani kasus Hunter, membantah klaim pemerasan yang disampaikan model itu di postingan Instagramnya.
Jupiter mengatakan semua biaya yang timbul dari layanan hukum yang diberikan firmanya sudah melalui kesepakatan dengan Hunter.
"Kami menjalani profesi kami sesuai dengan kuasa yang diberikan oleh yang bersangkutan."
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Tiga Orang Ditangkap Terkait Meninggalnya Penyanyi Liam Payne
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?