Pengadaan Pesawat Presiden Ditinjau Lagi
Tetap Beli, Khawatir Markup
Kamis, 23 September 2010 – 05:16 WIB

Pengadaan Pesawat Presiden Ditinjau Lagi
Selain menyoroti anggaran yang diajukan, Uchok menyesalkan proyek pengadaan pesawat di tengah kondisi negara yang masih terpuruk. "Ketika sepertiga APBN digunakan untuk membayar utang dan masih banyak orang miskin, ironisnya mereka malah membeli pesawat kepresidenan," kritik Uchok.
Namun, para anggota DPR berpandangan, pengadaan pesawat kepresidenan tetap akan dilakukan. Akbar Faisal menilai pesawat khusus itu memang diperlukan. Ini untuk memperlancar kegiatan kunjungan presiden, baik dalam maupun luar negeri. Itu juga lebih efisien daripada mencarter pesawat. "Supaya tidak selalu merepotkan banyak orang. Setiap presiden datang ke bandara seakan dunia mau kiamat," ujar Akbar.
Anggota Komisi II dari FPDIP Arif Wibowo mengatakan, awalnya, DPR memang sempat mempersoalkan rencana pembelian pesawat tersebut. Pemicunya, jelas dia, DPR belum mendapatkan penjelasan detail tentang potensi efisiensi (kalau beli pesawat) jika dibandingkan dengan mencarter. Begitu juga halnya dengan spesifikasi pesawat kepresidenan tersebut. "Setelah mendapat penjelasan secara menyeluruh, akhirnya bisa menerima," katanya.
Mengenai kemungkinan harga pesawat yang sebenarnya jauh lebih murah, Arif meminta FITRA menyampaikan informasi tersebut ke Komisi II DPR. Termasuk data pembanding mengenai spesifikasi keamanan dan fasilitas dalam pesawat yang dibeli seorang kaya di India dengan pesawat kepresidenan. "Kalau harganya berbeda, tentu akan kami pertanyakan. Mengapa orang India itu bisa membeli lebih murah, sedangkan kita tidak," tegas Arif, serius.
JAKARTA - Dampak kritik dan protes publik terhadap anggaran gendut untuk kunker menjalar ke mana-mana. Rencana pembelian pesawat kepresidenan yang
BERITA TERKAIT
- Berbelasungkawa Meninggalnya Paus Fransiskus, Hasto: Beliau Tokoh Perdamaian Dunia
- Pemda Ogah Usulkan Pengangkatan PPPK Paruh Waktu, BKN Pastikan NIP Tidak Diterbitkan
- KSBSI Pastikan Aksi May Day Bakal Berlangsung Damai Meski Suarakan Upah Bermasalah
- Ketum GP Ansor: Ganggu Ketahanan Pangan, Hadapi Banser Patriot!
- Mantan Penyidik KPK yang Dijuluki Raja OTT Dilantik Jadi Deputi di BPH
- Minta Harga Kontrak Baru Formula E Diturunkan, Pramono: Kalau Mau Diperpanjang, Dimurahin Dong