Pengadilan Beri Vonis Hukuman Mati terhadap Pengedar Narkoba via Sidang Online
jpnn.com, SINGAPURA - Aplikasi Zoom tak hanya bisa digunakan untuk rapat atau seminar. Namun, juga bisa digunakan untuk menggelar persidangan.
Baru-baru ini seorang hakim di Singapura memutuskan hukuman mati bagi seorang tersangka kasus perdagangan narkoba lewat aplikasi video konferensi tersebut.
Putusan hukuman mati tersebut disampaikan hakim pengadilan tinggi di Singapura pada Jumat (15/5).
Ini menjadi vonis hukuman mati pertama di Singapura yang disampaikan lewat aplikasi Zoom.
"Demi keselamatan semua yang terlibat dalam persidangan, persidangan untuk Jaksa Penuntut Umum melawan Punithan A/L Genasan dilakukan melalui konferensi video," kata juru bicara Mahkamah Agung Singapura seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (21/5).
Terdakwa yang dijatuhi hukuman mati via Zoom itu ialah seorang pria asal Malaysia bernama, Punithan Genasan (37).
Pada 2011, dia memainkan peran dalam sebuah perdagangan narkoba berjenis heroin di Singapura.
Pengacara Genasan tidak mempersalahkan putusan hukuman mati yang disampaikan lewat Zoom.
Ini menjadi vonis hukuman mati pertama yang disampaikan pengadilan lewat aplikasi Zoom.
- 2 Kurir 10 Kg Sabu-Sabu & 18 Ribu Butir Ekstasi Divonis Hukuman Mati
- Arjuna Sinaga Dituntut Hukuman Mati, Kasusnya Berat
- Puluhan Pengedar Narkoba di Kabupaten Bandung Diringkus Menjelang Tahun Baru
- Terlibat Pembunuhan, Oknum Polisi Brigadir AKS Terancam Hukuman Mati
- Anggota Sindikat Narkoba di Sukabumi Ini Masih Muda, Barang Bukti 1,67 Kg Sabu-Sabu
- Wanita Pengedar Narkoba di Palangka Raya Ini Terancam Hukuman Berat